Suara.com - Orang datang ke rumah sakit untuk menyembuhkan penyakitnya. Tapi siapa yang menyangka, jika banyak orang justru terinfeksi penyakit saat berada di rumah sakit. Ini yang disebut dengan Infeksi terkait pelayanan kesehatan atau Healthcare Associated Infection (HAIs). Penularan penyakit itu dapat terjadi di antara sesama pasien, tenaga profesional kesehatan, staf rumah sakit maupun ke pengunjung rumah sakit.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, setiap tahun terdapat 100 juta penderita infeksi terkait pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Angka HAIs di negara berkembang tercatat 10 kasus dari 100 pasien rumah sakit. Sedangkan di negara maju angka ini hanya sedikit rendah, yakni 7 kasus dari 100 pasien (7 persen).
Di Indonesia, angka HAIs tergolong tinggi yakni rata-rata 9,8 persen. Menurut penelitian di 10 rumah sakit pendidikan pada tahun 2011, infeksi terkait pelayanan kesehatan berkisar antara 6-16 persen. Bahkan sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 11 rumah sakit di Jakarta menunjukkan 19,8 persen pasien rawat inap terinfeksi selama dirawat.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh rumah sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), HAIs bisa ditekan jika petugas medis selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan medis. Penelitian itu menyebut 85,7 persen infeksi terkait pelayanan kesehatan dapat dicegah jika aturan ini ditegakkan.
"Bergerak dari fakta tingginya prevalensi infeksi di Indonesia, PT. Unilever Indonesia terus mensosialisasikan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) sebagai salah satu pilar Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)," ujar Deby Sadrach, Personal Care Vice President PT. Unilever Indonesia Tbk. di sela simposium ilmiah bertajuk 'Pengaruh Penurunan Infeksi Terkait Pelayanan Masyarakat terhadap Akreditasi Rumah Sakit' Kamis (20/3/2014) di Jakarta.
DR. dr. Sutoto, Mkes , Ketua Umum Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) menjelaskan tujuan utama dari gerakan ini adalah menumbuhkan kesadaran cuci tangan. "Hal ini sangat berguna untuk menurunkan prevelansi infeksi terkait pelayanan kesehatan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat," ujarnya.