Israel Alami Krisis Sperma

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 17 Maret 2014 | 19:12 WIB
Israel Alami Krisis Sperma
Ilustrasi sperma (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Israel sedang mengalami krisis sperma. Seperti yang dilaporkan Daily Beast, Minggu (16/3/2014), sebanyak 15 bank sperma di negara itu melaporkan jumlah stok sperma yang mereka miliki kian menipis. Bank-bank itu terancam tutup jika tidak ada pasokan mani yang datang dalam waktu dekat.

"Ini masalah besar. Kami hanya punya lima donor aktif, dua di antaranya masih diragukan," kata Dr Shahar Kol, dari klinik Rambam, fasilitas kesuburan reproduksi terbesar di dunia, dengan kapasitas 2000 pasien.

Salah satu penyebab krisis sperma di Israel adalah berkurangnya jumlah donor. Para donor sperma di Israel ketakutan jika identitas mereka diungkap, demikian kata Daphna Birenbaum-Carmeli, pakar antrologi medis pada Haitha University, di Rambam - Israel Utara.

Ketakutan itu dipicu oleh desakan kelompok garis keras Yahudi, yang terobsesi dengan kemurnian genetik bangsa Yahudi. Mereka minta agar identitas para donor sperma diungkap.

Selain itu, menurut Birenbaum-Carmeli, adanya perubahan pandangan orang terhadap pembuahan buatan juga berkontribusi dalam krisis tersebut.

"Pada era 1980an ini adalah proses yang sangat rahasia. Orang bahkan tidak tahu ada bank sperma. Ini bisa menjadi cara mudah, tetapi rahasia, bagi mahasiswa untuk mendapatkan uang," jelas dia.

"Kini teknologi reproduksi sudah muncul ke permukaan. Klinik ada di mana-mana dan orang menjadi semakin cemas," lanjut ilmuwan perempuan itu.

Tidak hanya dua faktor itu, kualitas juga membuat krisis itu kian parah. Tidak semua mani punya jumlah sel sperma yang cukup, sehingga banyak juga donor yang ditolak.

Studi terakhir menunjukkan bahwa pada 1995 hanya sepertiga stok mani yang ditolak karena kualitasnya buruk, tetapi kini jumlah mani tidak berkualitas naik hingga 90 persen.

Hal itu memaksa pemerintah Israel menurunkan standar kualitas mani, agar stok sperma di negara itu tidak habis. Tetapi bahkan dengan standar kualitas yang sudah disesuaikan, masih 40 persen donor yang ditolak. Bahkan salah satu bank sperma, yang hanya menerima sperma "premium", hanya satu persen donasi sperma yang diterima.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI