Suara.com - Anda sering marah? Jika ya, Anda mungkin perlu lebih sabar. Pasalnya penelitian yang dilakukan Harvard Medical School, seperti dirilis European Heart Journal baru-baru ini menyebut, marah yang tak terkontrol bisa memicu serangan jantung dan stroke.
Penelitian itu mengungkap, kemarahan yang tak terkendali meningkatkan risiko serangan jantung antara 2 hingga 7 kali lipat. Serangan ini tak terjadi serta merta, tetapi baru terjadi dua jam setelah Anda marah-marah. Kemarahan juga bisa memicu stroke, walau tak sebesar kemungkinan terjadi serangan jantung. Tapi risiko terjadi stroke lebih besar, pada mereka yang memang memiliki gangguan jantung atau sakit diabetes.
Hubungan antara stress yang berkepanjangan dengan serangan jantung, sudah lama diungkap. Tetapi hingga saat ini, para ahli belum menemukan bagaimana hubungan antara marah dengan serangan jantung dan stroke. Yang pasti marah, yang ditandai dengan suara meninggi, gemeretak gigi atau malah melempari barang-barang, akan memompa tekanan darah, membuat jantung berdetak lebih cepat, juga membuat pembuluh darah menjadi kaku. Ini akan mengakibatkan peredaran darah terganggu, sehingga bisa memicu serangan jantung ataupun stroke.
Stress berat juga memiliki dampak serupa. Emosi negatif akan berpengaruh negatif pada jantung. Sebuah penelitian di Swedia menyebut tekanan kerja yang berat akan meningkatkan risiko kena serangan jantung, 24 jam setelah seseorang menguras tenaga dan pikirannya menyelesaikan pekerjaannya.
Jadi mulai sekarang berusahalah untuk tidak kehilangan kontrol. Jika memang ada yang mengganggu suasana hati, cobalah menenangkan diri. Bisa dengan menarik napas dalam-dalam, menghitung dalam hati hingga angka sepuluh, atau menjauh dari sumber kemarahan Anda. Makan sehat, berolahraga dan berhenti merokok juga sangat membantu mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke. (Sumber : The Guardian)