Suara.com - Penyakit ginjal kronis (PGK) bisa memicu penyakit kardiovaskular. Ini dibuktikan dari hasil studi terbaru yang menunjukkan bahwa fungsi gangguan ginjal dapat menyebabkan jantung koroner, serangan jantung, stroke bahkan kematian.
Dokter D Harmeizar, SpPD-KGH menjelaskan bahwa PGK adalah penurunan fungsi ginjal secara perlahan dengan rentang waktu yang lebih dari tiga bulan lantaran adanya kerusakan ginjal.
Kerusakan ginjal ini, lanjut dia, disebabkan oleh abnormalitas struktural atau fungsional, dengan atau tanpa laju filtrasi glomerulus (LFG).
Sekadar diketahui, LFG adalah laju rata-rata penyaringan darah yang terjadi di glomerulus yaitu sekitar 25 persen dari total curah jantung per menit, kurang lebih 1,300 ml . LFG digunakan sebagai salah satu indikator menilai fungsi ginjal, dan biasanya digunakan untuk menghitung bersihan kreatinin yang selanjutnya dimasukkan ke dalam formula.
"Dan perlu diketahui, fungsi ginjal pada penderita PGK tidak pernah bisa kembali normal dan akan berakhir dengan transpalantasi ginjal," jelas Harmeizar dalam konferensi pers "Peringatan Hari Ginjal Sedunia" di Jakarta, Kamis (13/3/2014).
Jadi, penyakit ini, lanjutnya, perlu diwaspadai terutama mereka yang sudah berusia di atas 50 tahun. PGK itu sendiri, kata Harmeizar, umumnya silent disease pada tahap awal. "Namun pada stadium akhir, PGK memerlukan terapi pengganti ginjal di antaranya hemodialisis, peritoneal dialisis dan transplantasi ginjal," jelasnya.
Bila sudah berada pada stadium akhir, fungsi ginjal penderita PGK tidak pernah bisa kembali normal. Meski demikian, kata Harmeizar, PGK dapat dicegah dengan deteksi dini, pengobatan, dan perbaikan ke keadaan semula dari berbagai disfungsi, kelainan, dan penyakit yang berkaitan dengan penuaan.
Selain itu, gaya hidup sehat seperti menerapkan pola makan dengan gizi seimbang, menjaga kadar gula darah dan tekanan darah tetap stabil, serta tidak merokok, juga sangat membantu meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Dengan begitu risiko penyakit ginjal pun bisa diturunkan.
Tak hanya itu, lanjut Harmeizar, hal yang juga perlu diperhatikan untuk pencegahan adalah menjaga berat badan, minum air setidaknya delapan gelas sehari, dan tidak mengonsumsi obat sembarangan.
"Hati-hati mengonsumsi obat-obatan warung, pain killer, maupun obat-obatan herbal yang belum bisa dipastikan khasiat maupun efek sampingnya. Konsumsilah obat-obatan yang sudah terbukti baik, teruji secara klinis. Karena tidak semua obat-obatan dapat mengganggu fungsi ginjal," sarannya.