Pemuda di Bali Terlibat 'perang' Saling Lempar Bola Api

Oke Atmaja Suara.Com
Selasa, 11 Oktober 2022 | 06:28 WIB
  • Sejumlah pemuda saling memukulkan api dari sabut kelapa saat tradisi "Mesiat Geni" atau perang api di Desa Tuban, Badung, Bali, Senin (10/10/2022).  ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
    Sejumlah pemuda saling memukulkan api dari sabut kelapa saat tradisi "Mesiat Geni" atau perang api di Desa Tuban, Badung, Bali, Senin (10/10/2022). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
  • Sejumlah pemuda saling memukulkan api dari sabut kelapa saat tradisi "Mesiat Geni" atau perang api di Desa Tuban, Badung, Bali, Senin (10/10/2022).  ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
    Sejumlah pemuda saling memukulkan api dari sabut kelapa saat tradisi "Mesiat Geni" atau perang api di Desa Tuban, Badung, Bali, Senin (10/10/2022). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
  • Sejumlah pemuda saling memukulkan api dari sabut kelapa saat tradisi "Mesiat Geni" atau perang api di Desa Tuban, Badung, Bali, Senin (10/10/2022).  ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
    Sejumlah pemuda saling memukulkan api dari sabut kelapa saat tradisi "Mesiat Geni" atau perang api di Desa Tuban, Badung, Bali, Senin (10/10/2022). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
  • Sejumlah pemuda saling memukulkan api dari sabut kelapa saat tradisi "Mesiat Geni" atau perang api di Desa Tuban, Badung, Bali, Senin (10/10/2022).  ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
  • Sejumlah pemuda saling memukulkan api dari sabut kelapa saat tradisi "Mesiat Geni" atau perang api di Desa Tuban, Badung, Bali, Senin (10/10/2022).  ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
  • Sejumlah pemuda saling memukulkan api dari sabut kelapa saat tradisi "Mesiat Geni" atau perang api di Desa Tuban, Badung, Bali, Senin (10/10/2022).  ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah pemuda saling memukulkan api dari sabut kelapa saat tradisi "Mesiat Geni" atau perang api di Desa Tuban, Badung, Bali, Senin (10/10/2022). Tradisi yang digelar setiap setahun sekali tersebut untuk melebur hal-hal negatif dan memohon keharmonisan.

Tradisi perang api ini sudah diwariskan turun temurun sebagai simbolisasi memerangi bhuta kala yang ada dalam tubuh manusia.

Diharapkan juga dengan dilaksanakan tradisi ini dapat menjaga warga dari pengaruh pengaruh buruk dan menjauhkan warga dari bencana. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI