Suara.com - Dua orang Mesaharati menabuh gendang dan menyanyikan lagu-lagu religi sambil berkeliling membangunkan warga untuk sahur di Damaskus, Suriah, Kamis (7/4/2022). Mesaharati atau orang yang berkeliling permukiman ketika waktu sahur selama bulan suci Ramadhan merupakan sebuah tradisi yang berlangsung selama Ramadhan.
Sambil memukul ‘Al Tabbeil’ atau drum pada dini hari atau waktu sahur dan menyanyikan lagu-lagu religi, para Mesaharatai akan membangunkan warga untuk sahur sambil memanggil nama keluarga di tiap-tiap rumah yang dilintasinya.
Mesaharati menggunakan berbagai metode untuk membangunkan orang. Mereka menyanyikan lagu-lagu tradisional seperti Ya Ebadallah, wahhidullah, eshi ya nayem, wahhid Al-Razzaq. Disebutkan bahwa Mesaharati mengadopsi berbagai metode untuk memanggil orang untuk sahur, telah menjadi ikon Ramadhan di banyak negara Arab selama berabad-abad.
Pada masa lalu Maseharati adalah adalah sebuah pekerjaan. Tradisi Maseharati sangat dikenal di Timur Tengah seperti Mesir, Yaman hingga Arab Saudi.
Dalam Sejarahnya disebutkan bahwa pekerjaan mesaharati pertama kali muncul pada masa khalifah Abbasiyah tepatnya saat diperkenalkan oleh gubernur Mesir Otbat Bin Ishaq. Disebutkan dalam catatan sejarah seorang Maseharaty berada di jalanan Kairo untuk mengingatkan masyarakat tentang waktu sahur di tahun 238 Hijriyah. [LOUAI BESHARA / AFP] [Suara.com/Alfian Winanto]