Pemogokan Umum di Haiti Usai 17 Misionaris Diculik Geng Kriminal

Oke Atmaja Suara.Com
Rabu, 20 Oktober 2021 | 14:45 WIB
  • Seorang pria berjalan di samping ban yang terbkar setelah pemogokan umum yang diluncurkan oleh beberapa asosiasi profesional dan perusahaan untuk mengecam ketidakamanan di Port-au-Prince, Haiti, pada (18/10/2021). [RICHARD PIERRIN / AFP]
    Seorang pria berjalan di samping ban yang terbkar setelah pemogokan umum yang diluncurkan oleh beberapa asosiasi profesional dan perusahaan untuk mengecam ketidakamanan di Port-au-Prince, Haiti, pada (18/10/2021). [RICHARD PIERRIN / AFP]
  • Warga berjalan di jalanan menyusul seruan pemogokan umum yang diluncurkan oleh beberapa asosiasi profesional dan perusahaan untuk mengecam ketidakamanan di Port-au-Prince, Haiti, pada (18/10/2021). [RICHARD PIERRIN / AFP]
    Warga berjalan di jalanan menyusul seruan pemogokan umum yang diluncurkan oleh beberapa asosiasi profesional dan perusahaan untuk mengecam ketidakamanan di Port-au-Prince, Haiti, pada (18/10/2021). [RICHARD PIERRIN / AFP]
  • Ban terbakar menyusul seruan pemogokan umum oleh beberapa asosiasi profesional dan bisnis untuk mengecam ketidakamanan di Port-au-Prince, Haiti, pada (18/10/2021). [RICHARD PIERRIN / AFP]
    Ban terbakar menyusul seruan pemogokan umum oleh beberapa asosiasi profesional dan bisnis untuk mengecam ketidakamanan di Port-au-Prince, Haiti, pada (18/10/2021). [RICHARD PIERRIN / AFP]
  • Seorang pria mengendarai sepeda motor di sekitar ban yang terbakar setelah seruan pemogokan umum oleh beberapa asosiasi profesional dan bisnis untuk mengecam ketidakamanan di Port-au-Prince, Haiti, pada (18/10/2021). [RICHARD PIERRIN / AFP]
    Seorang pria mengendarai sepeda motor di sekitar ban yang terbakar setelah seruan pemogokan umum oleh beberapa asosiasi profesional dan bisnis untuk mengecam ketidakamanan di Port-au-Prince, Haiti, pada (18/10/2021). [RICHARD PIERRIN / AFP]
  • Polisi bersenjata menaiki mobil setelah jalan-jalan di ibu kota Haiti Port-au-Prince sepi menyusul seruan pemogokan umum yang diluncurkan oleh beberapa asosiasi profesional dan perusahaan untuk mengecam ketidakamanan di Port-au-Prince, pada (18/10/2021). [RICHARD PIERRIN / AFP]
    Polisi bersenjata menaiki mobil setelah jalan-jalan di ibu kota Haiti Port-au-Prince sepi menyusul seruan pemogokan umum yang diluncurkan oleh beberapa asosiasi profesional dan perusahaan untuk mengecam ketidakamanan di Port-au-Prince, pada (18/10/2021). [RICHARD PIERRIN / AFP]
  • Seorang warga berjalan di jalan sepi di Port-au-Prince, Haiti, pada (18/10/2021). [RICHARD PIERRIN / AFP]
    Seorang warga berjalan di jalan sepi di Port-au-Prince, Haiti, pada (18/10/2021). [RICHARD PIERRIN / AFP]
  • Seorang pria merekam dirinya di depan ban yang terbakar selama pemogokan umum yang diluncurkan oleh beberapa asosiasi profesional dan perusahaan untuk mengecam ketidakamanan di Port-au-Prince, Haiti, pada (18/10/2021). [RICHARD PIERRIN / AFP]
    Seorang pria merekam dirinya di depan ban yang terbakar selama pemogokan umum yang diluncurkan oleh beberapa asosiasi profesional dan perusahaan untuk mengecam ketidakamanan di Port-au-Prince, Haiti, pada (18/10/2021). [RICHARD PIERRIN / AFP]
  • Seorang pria berjalan di samping ban yang terbkar setelah pemogokan umum yang diluncurkan oleh beberapa asosiasi profesional dan perusahaan untuk mengecam ketidakamanan di Port-au-Prince, Haiti, pada (18/10/2021). [RICHARD PIERRIN / AFP]
  • Warga berjalan di jalanan menyusul seruan pemogokan umum yang diluncurkan oleh beberapa asosiasi profesional dan perusahaan untuk mengecam ketidakamanan di Port-au-Prince, Haiti, pada (18/10/2021). [RICHARD PIERRIN / AFP]
  • Ban terbakar menyusul seruan pemogokan umum oleh beberapa asosiasi profesional dan bisnis untuk mengecam ketidakamanan di Port-au-Prince, Haiti, pada (18/10/2021). [RICHARD PIERRIN / AFP]
  • Seorang pria mengendarai sepeda motor di sekitar ban yang terbakar setelah seruan pemogokan umum oleh beberapa asosiasi profesional dan bisnis untuk mengecam ketidakamanan di Port-au-Prince, Haiti, pada (18/10/2021). [RICHARD PIERRIN / AFP]
  • Polisi bersenjata menaiki mobil setelah jalan-jalan di ibu kota Haiti Port-au-Prince sepi menyusul seruan pemogokan umum yang diluncurkan oleh beberapa asosiasi profesional dan perusahaan untuk mengecam ketidakamanan di Port-au-Prince, pada (18/10/2021). [RICHARD PIERRIN / AFP]
  • Seorang warga berjalan di jalan sepi di Port-au-Prince, Haiti, pada (18/10/2021). [RICHARD PIERRIN / AFP]
  • Seorang pria merekam dirinya di depan ban yang terbakar selama pemogokan umum yang diluncurkan oleh beberapa asosiasi profesional dan perusahaan untuk mengecam ketidakamanan di Port-au-Prince, Haiti, pada (18/10/2021). [RICHARD PIERRIN / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang pria berjalan di samping ban yang terbkar setelah pemogokan umum yang diluncurkan oleh beberapa asosiasi profesional dan perusahaan untuk mengecam ketidakamanan di Port-au-Prince, Haiti, pada (18/10/2021). Pemogokan umum tersebut menuntut pihak berwenang untuk mengatasi krisis keamanan di negara itu, menyusul penculikan 17 misionaris yang berbasis di Amerika Serikat oleh geng kriminal.

Geng yang menculik 17 misionaris Amerika dan Kanada di Haiti masing-masing meminta US$ 1 juta (sekitar Rp14 miliar) untuk pembebasan mereka. [RICHARD PIERRIN / AFP]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI