Satu Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia

Sabtu, 27 Februari 2021 | 15:43 WIB
Satu Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia
Petugas Palang Merah Indonesia (PMI) beristirahat di sela-sela menyemprotkan cairan disinfektan di lingkungan asrama Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Bethel di kawasan Petamburan, Jakarta, Jumat (17/4). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada tanggal 2 Maret 2020, corona virus disease (COVID-19) dikonfirmasi telah masuk ke Indonesia. Hal tersebut diketahui saat Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengumumkan dua WNI asal Depok, Jawa Barat yang positif terpapar COVID-19 dan tengah menjalani perawatan intensif di ruang isolasi Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara.

Petugas Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta menyemprotkan cairan disinfektan di lingkungan Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (1/12/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Petugas Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta menyemprotkan cairan disinfektan di lingkungan Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (1/12/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Itu berarti, sudah satu tahun Indonesia masih belum bisa benar-benar memutus mata rantai –atau setidaknya mengendalikan penyebaran virus yang pertama kali dilaporkan muncul di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, pada akhir bulan Desember 2019 dan diantisipasi pada bulan Januari 2020 tersebut.

Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di Gereja Katolik Santa Catharina Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Rabu (18/3/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di Gereja Katolik Santa Catharina Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Rabu (18/3/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Satu tahun pandemi COVID-19 di Indonesia, belum ada tanda-tanda bahwa penularan virus bisa dikendalikan, kasus baru justru terus meningkat setiap harinya. Peraturan demi peraturan, kebijakan demi kebijakan dikeluarkan oleh pemerintah, namun belum ada yang efektif memutus mata rantai penularan COVID-19.

Petugas pemadam kebakaran menyemprotkan cairan disinfektan di area komplek Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Minggu (9/8/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Petugas pemadam kebakaran menyemprotkan cairan disinfektan di area komplek Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Minggu (9/8/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Tingginya angka penularan COVID-19 di Indonesia dibuktikan dengan kasus COVID-19 yang menyentuh angka satu juta, tepatnya 1.012.350 kasus pada Selasa (26/1/2021). Data tersebut membuat Indonesia menjadi negara dengan kasus COVID-19 tertinggi keempat di Asia.

Umat Islam melaksanakan shalat Idul Fitri 1 Syawal 1441 Hijriah secara berjamaah di ruas Jalan Jenderal Sudirman, Kranji, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (24/5). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Umat Islam melaksanakan shalat Idul Fitri 1 Syawal 1441 Hijriah secara berjamaah di ruas Jalan Jenderal Sudirman, Kranji, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (24/5). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Pandemi yang berkepanjangan berdampak pada banyak sektor, salah satunya sektor ekonomi. Ekonomi di Indonesia mengalami kemerosotan hingga mengalami resesi ekonomi yang ditandai dengan produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal III-2020 minus mencapai 3,49 persen. Menurut pengamat ekonomi, masih tingginya penularan COVID-19 membuat mobilitas masyarakat menjadi rendah, dan dengan demikian mengakibatkan kelesuan perekonomian, ditambah dengan terlambatnya respon penanganan yang dilakukan pemerintah.

Sejumlah tenaga kesehatan bersiap melakukan perawatan terhadap pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Jumat (22/1/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Sejumlah tenaga kesehatan bersiap melakukan perawatan terhadap pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Jumat (22/1/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Selain itu, hal yang menjadi sorotan adalah kapasitas rumah sakit yang menangani pasien positif COVID-19. Menurut data dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, kapasitas rumah sakit di Ibu Kota hampir penuh meski terus menambah kapasitas seiring meningkatnya kasus COVID-19. Kapasitas yang tersisa hanya 13 persen untuk menampung pasien COVID-19. Hal tersebut diakibatkan lonjakan kasus dalam dua pekan pasca libur panjang.
Tingginya kasus positif juga sejalan dengan tingginya angka kematian akibat COVID-19.

Warga mengikuti rapid tes antigen di Stasiun Gambir, Jakarta, Selasa (22/12/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Warga mengikuti rapid tes antigen di Stasiun Gambir, Jakarta, Selasa (22/12/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Hal tersebut mengakibatkan lahan pemakaman khusus COVID-19 untuk wilayah DKI Jakarta menjadi semakin terbatas. Pembukaan lahan-lahan pemakaman baru pun harus segera dilakukan, seperti di tempat pemakaman umum (TPU) Srengseng Sawah, TPU Bambu Apus, serta TPU Rorotan karena lahan pemakaman khusus COVID-19 yang sebelumnya berada di TPU Pondok Ranggon sudah terisi penuh.

Vaksinator menyuntikkan vaksin COVID-19 Sinovac ke tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Jumat (22/1/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Vaksinator menyuntikkan vaksin COVID-19 Sinovac ke tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Jumat (22/1/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Untuk mengendalikan tingginya angka penularan COVID-19, baru-baru ini pemerintah Indonesia mendatangkan vaksin COVID-19 buatan perusahaan farmasi asal China, Sinovac dengan memprioritaskan tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, serta tenaga penunjang pada tahap pertama.

Sejumlah siswa mengantre sebelum memasuki ruang kelas di SDN Pekayon Jaya VI, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (4/8/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Sejumlah siswa mengantre sebelum memasuki ruang kelas di SDN Pekayon Jaya VI, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (4/8/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Untuk tahap kedua, ada dua sub-kategori yang ditetapkan pemerintah dalam melangsungkan program vaksinasi yakni petugas publik dan masyarakat lanjut usia (lansia). Sementara target vaksinasi kelompok ketiga adalah masyarakat rentan dari aspek geospasial, sosial, dan ekonomi. Serta target keempat adalah masyarakat dan pelaku perekonomian lainnya dengan pendekatan klaster sesuai ketersediaan vaksin. Adapun Vaksin yang menyasar 181,5 juta orang di Indonesia tersebut ditargetkan selesai pada bulan Maret 2022.

Sejumlah tenaga kesehatan bersiap melakukan perawatan terhadap pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Jumat (22/1/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Sejumlah tenaga kesehatan bersiap melakukan perawatan terhadap pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Jumat (22/1/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Namun perlu diingat, bahwa vaksin bukanlah solusi yang benar-benar efektif untuk mengatasi pandemi COVID-19. Menurut epidemiolog, tidak pernah ada sejarah dalam peradaban manusia yang mengatakan bahwa vaksin bisa mengatasi dan mengakhiri pandemi. Maka dari itu, cara paling ampuh untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 adalah dengan penerapan protokol kesehatan 3T (testing, tracing, dan treatment) serta 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas).

Foto dan Teks
Suara.com/Angga Budhiyanto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI