Pengolahan Pupuk Kompos Berbasis Desa Adat di Bali

Oke Atmaja Suara.Com
Minggu, 26 Juli 2020 | 08:35 WIB
  • Pekerja melakukan proses pengolahan sampah organik untuk dijadikan pupuk kompos di Rumah Kompos Desa Adat Padangtegal, Ubud, Gianyar, Bali, Sabtu (25/7/2020). [ANTARA FOTO/Fikri Yusuf]
    Pekerja melakukan proses pengolahan sampah organik untuk dijadikan pupuk kompos di Rumah Kompos Desa Adat Padangtegal, Ubud, Gianyar, Bali, Sabtu (25/7/2020). [ANTARA FOTO/Fikri Yusuf]
  • Pekerja memeriksa sampah organik yang diolah menjadi pupuk kompos di Rumah Kompos Desa Adat Padangtegal, Ubud, Gianyar, Bali, Sabtu (25/7/2020). [ANTARA FOTO/Fikri Yusuf]
    Pekerja memeriksa sampah organik yang diolah menjadi pupuk kompos di Rumah Kompos Desa Adat Padangtegal, Ubud, Gianyar, Bali, Sabtu (25/7/2020). [ANTARA FOTO/Fikri Yusuf]
  • Pekerja melakukan proses pengolahan sampah organik untuk dijadikan pupuk kompos di Rumah Kompos Desa Adat Padangtegal, Ubud, Gianyar, Bali, Sabtu (25/7/2020). [ANTARA FOTO/Fikri Yusuf]
    Pekerja melakukan proses pengolahan sampah organik untuk dijadikan pupuk kompos di Rumah Kompos Desa Adat Padangtegal, Ubud, Gianyar, Bali, Sabtu (25/7/2020). [ANTARA FOTO/Fikri Yusuf]
  • Pekerja melakukan proses pengolahan sampah organik untuk dijadikan pupuk kompos di Rumah Kompos Desa Adat Padangtegal, Ubud, Gianyar, Bali, Sabtu (25/7/2020). [ANTARA FOTO/Fikri Yusuf]
  • Pekerja memeriksa sampah organik yang diolah menjadi pupuk kompos di Rumah Kompos Desa Adat Padangtegal, Ubud, Gianyar, Bali, Sabtu (25/7/2020). [ANTARA FOTO/Fikri Yusuf]
  • Pekerja melakukan proses pengolahan sampah organik untuk dijadikan pupuk kompos di Rumah Kompos Desa Adat Padangtegal, Ubud, Gianyar, Bali, Sabtu (25/7/2020). [ANTARA FOTO/Fikri Yusuf]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pekerja melakukan proses pengolahan sampah organik untuk dijadikan pupuk kompos di Rumah Kompos Desa Adat Padangtegal, Ubud, Gianyar, Bali, Sabtu (25/7/2020). Rumah kompos yang dikelola desa adat setempat itu setiap harinya mampu memproduksi sekitar 300 kilogram pupuk kompos hasil olahan sampah organik yang dikumpulkan dari warga, hotel, serta restoran yang ada di kawasan pariwisata tersebut. [ANTARA FOTO/Fikri Yusuf]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI