Intip Kapal Perang Canggih Rancangan Dosen ITS Surabaya

Oke Atmaja Suara.Com
Rabu, 26 Februari 2020 | 14:58 WIB
  • Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Wisnu Wardhana berpose di samping kapal perang "The Croc" di Laboratorium Kelautan ITS, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (26/2).  [ANTARA FOTO/Moch Asim]
    Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Wisnu Wardhana berpose di samping kapal perang "The Croc" di Laboratorium Kelautan ITS, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (26/2). [ANTARA FOTO/Moch Asim]
  • Pekerja memproses pembuatan kapal perang "The Croc" di Laboratorium Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Jawa Timur, Rabu (26/2). [ ANTARA FOTO/Moch Asim]
    Pekerja memproses pembuatan kapal perang "The Croc" di Laboratorium Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Jawa Timur, Rabu (26/2). [ ANTARA FOTO/Moch Asim]
  • Pembuatan kapal perang "The Croc" di Laboratorium Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Jawa Timur, Rabu (26/2). [ ANTARA FOTO/Moch Asim]
    Pembuatan kapal perang "The Croc" di Laboratorium Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Jawa Timur, Rabu (26/2). [ ANTARA FOTO/Moch Asim]
  • Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Wisnu Wardhana berpose di samping kapal perang "The Croc" di Laboratorium Kelautan ITS, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (26/2).  [ANTARA FOTO/Moch Asim]
  • Pekerja memproses pembuatan kapal perang "The Croc" di Laboratorium Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Jawa Timur, Rabu (26/2). [ ANTARA FOTO/Moch Asim]
  • Pembuatan kapal perang "The Croc" di Laboratorium Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Jawa Timur, Rabu (26/2). [ ANTARA FOTO/Moch Asim]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Wisnu Wardhana berpose di samping kapal perang "The Croc" di Laboratorium Kelautan ITS, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (26/2). Kapal rancangannya tersebut mampu berubah menjadi tiga mode yakni kapal biasa, kapal hidrofoil dengan kecepatan 35-45 knot dan kapal selam yang mampu menyelam hingga kedalaman 10 meter dengan kecepatan 15 knot sehingga dapat dipakai untuk menjaga kedaulatan laut Indonesia. [ANTARA FOTO/Moch Asim]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI