Suara.com - Ada sebuah Gereja di Kampung Sawah, yaitu Gereja Katolik Santo Servatius yang ada di Jalan Raya Kampung Sawah RT006/04, No 75, Kelurahan Jati Melati, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Setiap akan diadakan ibadah Misa ataupun ibadah hari hari besar lainnya, para jamaat maupun yang laki lakinya datang dengan dandanan peci, sarung dan baju koko khas betawi, sementara jamaat yang perempuan mengenakan kain Kebaya.
Begitulah kebiasaan yang ada di Gereja Katolik Santo Servatius.
Gereja Katolik di Kampung Sawah yang dibangun dan dikembangkan menjadi umat Allah yang semakin setia kepada Yesus Kristus sebagai saksi dan utusan-Nya.
Berbasis budaya Betawi yang terbuka pada keanekaragaman dengan semangat persaudaraan sejati berlandaskan cinta kasih dan pelayanan.
Penggunaan adat betawi di setiap kegiatan gereja sudah dilakukan secara turun temurun, dimulai sejak ada umat perdana yang mengikrarkan diri sebagai pemeluk katolik Tahun 1896.
"Betawi itu unsur yang mengikat kebersamaan kita dari dulu sampai kini. Sampai sekarang kayanya dari seluruh Keuskupan Agung Jakarta cuman Kampung Sawah yang punya warna Betawi." Ujar Nalih, salah satu Dewan Paroki Santo Servatius Kampung Sawah.
Meski penggunaan tradisi adat betawi dulu sempat memudar, namun seiring bergantinya pastor yang menetap di kampung sawah, penggunaan adat betawi kembali digalakkan.
Sebab gereja memandang penggunaan adat ada baiknya, karena kebudayaan dapat menjadi petunjuk peradaban suatu masyarakat yang sekaligus digunakan sebagai perekat antar sesama dalam kehidupan yang beragam. [Suara.com/Alfian Winanto]