Sisi Lain Kaum Punk yang Dianggap Liar Tanpa Nalar

Sabtu, 07 September 2019 | 08:29 WIB
Sisi Lain Kaum Punk yang Dianggap Liar Tanpa Nalar
Bobby "Bob Oi" (40) menunjukkan tattoonya di area jari yang bertuliskan "Suka Suka" di Toko Merchandise Marjinal di Lenteng Agung, Jakarta Selatan
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Suasana di sekitar basecamp Taring Babi, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Suasana di sekitar basecamp Taring Babi, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Suara.com - Taring Babi merupakan salah satu komunitas punk yang bermarkas di Gang Setiabudi No.39, Jagakarsa, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Julian Opal "Opang" (25) memotong kertas daur ulang atau kertas samson yang akan digunakan sebagai media pembuatan poster cukil di basecamp Taring Babi, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Julian Opal "Opang" (25) memotong kertas daur ulang atau kertas samson yang akan digunakan sebagai media pembuatan poster cukil di basecamp Taring Babi, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Nama Taring Babi sendiri diambil dari sifat babi yang dikenal rakus dan memakan apa saja yang ada di hadapannya meski itu bukan haknya, hal tersebut menjadi pengingat bagi komunitas punk ini agar menjauhi sifat rakus dan serakah seperti babi.

Opang menerawang screen sablon yang akan digunakan untuk menyablon kaos di basecamp Taring Babi, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Opang menerawang screen sablon yang akan digunakan untuk menyablon kaos di basecamp Taring Babi, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Komunitas punk yang sudah dua dekade berdiri ini memiliki cara pandang dan berfikir yang berbeda dengan punk pada umumnya.

Julian Opal "Opang" (25) mengeringkan sablonan kaos di basecamp Taring Babi, Lenteng Agung, Jakarta selatan
Julian Opal "Opang" (25) mengeringkan sablonan kaos di basecamp Taring Babi, Lenteng Agung, Jakarta selatan

Jika kebanyakan punk hanya mengutamakan gaya berpakaian, pemahaman tentang anarko ala punk Eropa, menutup diri dari masyarakat, dan cenderung menjadikan punk sebagai pelarian.

Bobby mencetak poster cukil yang bertuliskan "Blaut" yang berarti Belajar Untuk Tau di basecamp Taring Babi, Lenteng Agung, Jakarta Selatan
Bobby mencetak poster cukil yang bertuliskan "Blaut" yang berarti Belajar Untuk Tau di basecamp Taring Babi, Lenteng Agung, Jakarta Selatan

Taring Babi bersama dengan band punk rock asal Ibu Kota, Marjinal memilih untuk membakar semua pagar pembatas tersebut dan mulai berfikir bagaimana caranya agar komunitas ini bisa terus hidup dengan bersosial dalam masyarakat, bekerja secara kolektif, dan tetap menjadi punk.

Bobby menunjukkan poster cukil yang bertuliskan "Blaut" yang berarti Belajar Untuk Tau di basecamp Taring Babi, Lenteng Agung, Jakarta Selatan
Bobby menunjukkan poster cukil yang bertuliskan "Blaut" yang berarti Belajar Untuk Tau di basecamp Taring Babi, Lenteng Agung, Jakarta Selatan

Selain manggung, Marjinal Taring Babi juga membuat sejumlah produk seperti kaos, poster cukil, studio rekaman, studio tattoo, dan mendaur ulang barang bekas menjadi kerajinan tangan.

Bobby (kiri) memproduseri proses rekaman di studio Taring Babi Record di Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Bobby (kiri) memproduseri proses rekaman di studio Taring Babi Record di Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Taring Babi juga aktif dalam bermasyarakat dan bersosial, bagi mereka bermasyarakat adalah momen dimana mereka dapat belajar menjadi manusia.

Bobby mentatto di studio tattoo Taring Babi di Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Bobby mentatto di studio tattoo Taring Babi di Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Dengan slogan “No Class No Border” atau tanpa kelas dan tanpa batas, semua orang dari berbagai elemen masyarakat dan dari berbagai tempat dipersilahkan datang ke markas Taring Babi untuk saling belajar.

Julian Opal menunjukan poster cukil di basecamp Taring Babi, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Julian Opal menunjukan poster cukil di basecamp Taring Babi, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Mereka juga aktif di beberapa aksi solidaritas melawan penindasan dan ketidakadilan di negeri ini, serta beberapa aksi menolak pengrusakan lingkungan yang saat ini sedang gencar dilakukan di sejumlah tempat di Indonesia.[Suara.com/Angga Budhiyanto]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI