Jejak Sampah Impor

Oke Atmaja Suara.Com
Minggu, 25 Agustus 2019 | 07:00 WIB
Jejak Sampah Impor
Petugas Bea Cukai Tanjung Perak Surabaya menunjukkan sampah impor terpapar limbah asal Australia di Terminal Petikemas Surabaya. [Didik Suhartono]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Tumpukan sampah kertas yang diimpor oleh sebuah perusahaan pabrik kertas sebagai bahan baku kertas di Mojokerto, Jawa Timur. [Zabur Karuru]
Tumpukan sampah kertas yang diimpor oleh sebuah perusahaan pabrik kertas sebagai bahan baku kertas di Mojokerto, Jawa Timur. [Zabur Karuru]

Suara.com - Sore itu, sejumlah anak berlarian di atas tumpukan sampah sementara beberapa warga mengaisnya, mencari sampah plastik untuk diuangkan ke pabrik sebagai bahan baku plastik daur ulang.

Tumpukan sampah plastik impor di Desa Bangun di Mojokerto, Jawa Timur. [ Zabur Karuru]
Tumpukan sampah plastik impor di Desa Bangun di Mojokerto, Jawa Timur. [ Zabur Karuru]

Tumpukan sampah impor yang berada di Desa Bangun, Mojokerto, Jawa Timur ini dijadikan sebagian besar warganya sebagai sumber penghasilan

Berbagai sampah plastik berupa kemasan makanan dan minuman yang disusupi kedalam sampah kertas impor ditampilkan saat aksi protes tolak sampah impor di Surabaya. [Zabur Karuru]
Berbagai sampah plastik berupa kemasan makanan dan minuman yang disusupi kedalam sampah kertas impor ditampilkan saat aksi protes tolak sampah impor di Surabaya. [Zabur Karuru]

Sampah plastik itu tercampur ke dalam sampah kertas (waste paper)?yang diimpor dari negara seperti Amerika Serikat (AS), Australia, Prancis, Jerman dan Hong Kong oleh sejumlah pabrik kertas untuk bahan baku kertas baru.

Hal tersebut ditemukan oleh Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah atau Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton), bahwa masuknya sampah kertas impor sebagai bahan baku kertas juga disertai sampah plastik.

Seorang warga berpose di atas tumpukan sampah plastik impor di Desa Bangun di Mojokerto, Jawa Timur. [Zabur Karuru]
Seorang warga berpose di atas tumpukan sampah plastik impor di Desa Bangun di Mojokerto, Jawa Timur. [Zabur Karuru]

Ecoton mencatat setidaknya ada 12 pabrik kertas di Jawa Timur yang menggunakan bahan baku kertas bekas impor. Jenis sampah kertas?scrap?campuran kode HS 47079000 diduga menjadi jenis sampah yang disusupi sampah plastik karena merupakan jenis sampah campuran.

Petugas Bea Cukai Tanjung Perak Surabaya menunjukkan sampah impor terpapar limbah asal Australia di Terminal Petikemas Surabaya. [Didik Suhartono]
Petugas Bea Cukai Tanjung Perak Surabaya menunjukkan sampah impor terpapar limbah asal Australia di Terminal Petikemas Surabaya. [Didik Suhartono]

Sampah impor tersebut hanya bisa diolah 60 persen jika didaur ulang. Sementara 40 persen sisanya akan dibakar dan sebagian dimanfaatkan untuk bahan bakar industri kecil.

Seorang warga berpose di atas tumpukan sampah plastik impor di Desa Bangun di Mojokerto, Jawa Timur. [Zabur Karuru]
Seorang warga berpose di atas tumpukan sampah plastik impor di Desa Bangun di Mojokerto, Jawa Timur. [Zabur Karuru]

Awal Juli 2019, Bea Cukai?Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, menemukan delapan kontainer berisi kertas bekas (waste paper) yang terkontaminasi sampah rumah tangga dan sampah spesifik atau limbah berbahaya dan beracun (B3) dari Australia. Kedelapan kontainer tersebut telah dilakukan reekspor ke nagara asalnya.

Foto : Didik Suhartono, Umarul Faruq dan Zabur Karuru
Teks : Zabur Karuru

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI