Kereta Kematian Tiba dari Nusakambangan

Ruben Setiawan Suara.Com
Rabu, 29 April 2015 | 07:55 WIB
  • Mobil-mobil ambulans yang membawa peti-peti jenazah terpidana mati tiba di dermaga penyeberangan Wijaya Pura, Cilacap, Jateng, Rabu (29/4/2015) dini hari. (Reuters/Beawiharta)
    Mobil-mobil ambulans yang membawa peti-peti jenazah terpidana mati tiba di dermaga penyeberangan Wijaya Pura, Cilacap, Jateng, Rabu (29/4/2015) dini hari. (Reuters/Beawiharta)
  • Seorang polisi berjaga di dermaga penyeberangan Wijaya Pura, Cilacap, Jateng, Rabu (29/4/2015) dini hari. (Reuters/Beawiharta)
    Seorang polisi berjaga di dermaga penyeberangan Wijaya Pura, Cilacap, Jateng, Rabu (29/4/2015) dini hari. (Reuters/Beawiharta)
  • Mobil-mobil ambulans yang membawa peti-peti jenazah terpidana mati tiba di dermaga penyeberangan Wijaya Pura, Cilacap, Jateng, Rabu (29/4/2015) dini hari. (Reuters/Beawiharta)
    Mobil-mobil ambulans yang membawa peti-peti jenazah terpidana mati tiba di dermaga penyeberangan Wijaya Pura, Cilacap, Jateng, Rabu (29/4/2015) dini hari. (Reuters/Beawiharta)
  • Kerabat Mary Jane Veloso tiba di dermaga penyeberangan Wijaya Pura, Cilacap, Jateng, Rabu (29/4/2015) dini hari. (Reuters/Beawiharta)
    Kerabat Mary Jane Veloso tiba di dermaga penyeberangan Wijaya Pura, Cilacap, Jateng, Rabu (29/4/2015) dini hari. (Reuters/Beawiharta)
  • Mobil-mobil ambulans yang membawa peti-peti jenazah terpidana mati tiba di dermaga penyeberangan Wijaya Pura, Cilacap, Jateng, Rabu (29/4/2015) dini hari. (Reuters/Beawiharta)
    Mobil-mobil ambulans yang membawa peti-peti jenazah terpidana mati tiba di dermaga penyeberangan Wijaya Pura, Cilacap, Jateng, Rabu (29/4/2015) dini hari. (Reuters/Beawiharta)
  • Angelita Muxfeldt, rekan terpidana mati asal Brasil, Rodrigo Gularte (kanan) bersama Pastor Carolus tiba di dermaga penyeberangan Wijaya Pura, Cilacap, Jateng, Rabu (29/4/2015) dini hari. (Reuters/Beawiharta)
    Angelita Muxfeldt, rekan terpidana mati asal Brasil, Rodrigo Gularte (kanan) bersama Pastor Carolus tiba di dermaga penyeberangan Wijaya Pura, Cilacap, Jateng, Rabu (29/4/2015) dini hari. (Reuters/Beawiharta)
  • Mobil-mobil ambulans yang membawa peti-peti jenazah terpidana mati tiba di dermaga penyeberangan Wijaya Pura, Cilacap, Jateng, Rabu (29/4/2015) dini hari. (Reuters/Beawiharta)
  • Seorang polisi berjaga di dermaga penyeberangan Wijaya Pura, Cilacap, Jateng, Rabu (29/4/2015) dini hari. (Reuters/Beawiharta)
  • Mobil-mobil ambulans yang membawa peti-peti jenazah terpidana mati tiba di dermaga penyeberangan Wijaya Pura, Cilacap, Jateng, Rabu (29/4/2015) dini hari. (Reuters/Beawiharta)
  • Kerabat Mary Jane Veloso tiba di dermaga penyeberangan Wijaya Pura, Cilacap, Jateng, Rabu (29/4/2015) dini hari. (Reuters/Beawiharta)
  • Mobil-mobil ambulans yang membawa peti-peti jenazah terpidana mati tiba di dermaga penyeberangan Wijaya Pura, Cilacap, Jateng, Rabu (29/4/2015) dini hari. (Reuters/Beawiharta)
  • Angelita Muxfeldt, rekan terpidana mati asal Brasil, Rodrigo Gularte (kanan) bersama Pastor Carolus tiba di dermaga penyeberangan Wijaya Pura, Cilacap, Jateng, Rabu (29/4/2015) dini hari. (Reuters/Beawiharta)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mobil-mobil ambulans yang membawa peti-peti jenazah terpidana mati tiba di dermaga penyeberangan Wijaya Pura, Cilacap, Jateng, Rabu (29/4/2015) dini hari, usai menyeberang dari penjara di Pulau Nusakambangan. Regu tembak telah mengeksekusi delapan terpidana mati kasus narkoba yang berasal dari beberapa negara. Eksekusi mati ini membuat sejumlah negara bereaksi. Salah satunya adalah Australia yang memutuskan untuk menarik duta besarnya dari Indonesia. Namun, beruntung bagi Mary Jane Fiesta Veloso. Terpidana mati asal Filipina itu batal menjalani eksekusi pada Rabu atas permintaan dari Presiden Filipina Benigno Aquino III. (Reuters/Beawiharta)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI