Rupa "Black Box" dari Masa ke Masa

Ruben Setiawan Suara.Com
Jum'at, 27 Maret 2015 | 06:46 WIB
  • Perekam data penerbangan (black box) dari era tahun 1950-an hingga saat ini. [Reuters]
    Perekam data penerbangan (black box) dari era tahun 1950-an hingga saat ini. [Reuters]
  • Sebuah perekam data penerbangan milik pesawat penumpang dipamerkan di museum penerbangan pribadi di Desa Zruc, Pizen, Prancis, [Reuters/David W Cerny]
    Sebuah perekam data penerbangan milik pesawat penumpang dipamerkan di museum penerbangan pribadi di Desa Zruc, Pizen, Prancis, [Reuters/David W Cerny]
  • Karyawan Bundesamt fuer Fluguntersuchung BFU (Biro Penyidik Kecelakaan Federal Jerman) memegang perekam data penerbangan berteknologi pita di markasnya di Braunschweig. [Reuters/Wolfgang Rattay]
    Karyawan Bundesamt fuer Fluguntersuchung BFU (Biro Penyidik Kecelakaan Federal Jerman) memegang perekam data penerbangan berteknologi pita di markasnya di Braunschweig. [Reuters/Wolfgang Rattay]
  • Karyawan Bundesamt fuer Fluguntersuchung BFU (Biro Penyidik Kecelakaan Federal Jerman) memegang perekam data penerbangan berteknologi pita buatan Rusia di markasnya di Braunschweig. [Reuters/Wolfgang Rattay]
    Karyawan Bundesamt fuer Fluguntersuchung BFU (Biro Penyidik Kecelakaan Federal Jerman) memegang perekam data penerbangan berteknologi pita buatan Rusia di markasnya di Braunschweig. [Reuters/Wolfgang Rattay]
  • Sebuah perekam data penerbangan berteknologi pita yang disimpan di Bundesamt fuer Fluguntersuchung BFU (Biro Penyidik Kecelakaan Federal Jerman), di Braunschweig. [Reuters/Wolfgang Rattay]
    Sebuah perekam data penerbangan berteknologi pita yang disimpan di Bundesamt fuer Fluguntersuchung BFU (Biro Penyidik Kecelakaan Federal Jerman), di Braunschweig. [Reuters/Wolfgang Rattay]
  • Sebuah perekam suara kokpit merek Loral buatan awal tahun 1990 dipamerkan di Museum Angkasa Nasional Smithsonian di Washington DC, Amerika Serikat. [Reuters/Charles Gosse]
    Sebuah perekam suara kokpit merek Loral buatan awal tahun 1990 dipamerkan di Museum Angkasa Nasional Smithsonian di Washington DC, Amerika Serikat. [Reuters/Charles Gosse]
  • Sebuah perekam data penerbangan milik pesawat pengangkut dipamerkan di museum penerbangan pribadi di Desa Zruc, Pizen, Prancis. [Reuters/David W Cerny]
    Sebuah perekam data penerbangan milik pesawat pengangkut dipamerkan di museum penerbangan pribadi di Desa Zruc, Pizen, Prancis. [Reuters/David W Cerny]
  • Sebuah perekam data penerbangan milik pesawat Mig-23 yang jatuh dipamerkan di museum penerbangan pribadi di Desa Zruc, Pizen, Prancis. [Reuters/David W Cerny]
    Sebuah perekam data penerbangan milik pesawat Mig-23 yang jatuh dipamerkan di museum penerbangan pribadi di Desa Zruc, Pizen, Prancis. [Reuters/David W Cerny]
  • Karyawan Bundesamt fuer Fluguntersuchung BFU (Biro Penyidik Kecelakaan Federal Jerman) memegang perekam data penerbangan berteknologi pita di markasnya di Braunschweig. [Reuters/Wolfgang Rattay]
    Karyawan Bundesamt fuer Fluguntersuchung BFU (Biro Penyidik Kecelakaan Federal Jerman) memegang perekam data penerbangan berteknologi pita di markasnya di Braunschweig. [Reuters/Wolfgang Rattay]
  • Sebuah perekam suara kokpit merek Loral buatan awal tahun 1990 dipamerkan di Museum Angkasa Nasional Smithsonian di Washington DC, Amerika Serikat. [Reuters/Charles Gosse]
    Sebuah perekam suara kokpit merek Loral buatan awal tahun 1990 dipamerkan di Museum Angkasa Nasional Smithsonian di Washington DC, Amerika Serikat. [Reuters/Charles Gosse]
  • Sebuah Deployable Flight Incident Recorder Unit (DFIRU), perekam yang bisa terlontar secara otomatis dari ekor pesawat ketika kecelakaan terjadi, dipamerkan di DRS Technologies, Charleton Place, Ontario. [Reuters/Chris Watti
    Sebuah Deployable Flight Incident Recorder Unit (DFIRU), perekam yang bisa terlontar secara otomatis dari ekor pesawat ketika kecelakaan terjadi, dipamerkan di DRS Technologies, Charleton Place, Ontario. [Reuters/Chris Watti
  • Karyawan Bundesamt fuer Fluguntersuchung BFU (Biro Penyidik Kecelakaan Federal Jerman) memegang perekam data penerbangan terbaru, model L-3 buatan Aviation Products yang dipakai di Boeing dan Airbus. [Reuters/Wolfgang Rattay]
    Karyawan Bundesamt fuer Fluguntersuchung BFU (Biro Penyidik Kecelakaan Federal Jerman) memegang perekam data penerbangan terbaru, model L-3 buatan Aviation Products yang dipakai di Boeing dan Airbus. [Reuters/Wolfgang Rattay]
  • Perekam data penerbangan (black box) dari era tahun 1950-an hingga saat ini. [Reuters]
  • Sebuah perekam data penerbangan milik pesawat penumpang dipamerkan di museum penerbangan pribadi di Desa Zruc, Pizen, Prancis, [Reuters/David W Cerny]
  • Karyawan Bundesamt fuer Fluguntersuchung BFU (Biro Penyidik Kecelakaan Federal Jerman) memegang perekam data penerbangan berteknologi pita di markasnya di Braunschweig. [Reuters/Wolfgang Rattay]
  • Karyawan Bundesamt fuer Fluguntersuchung BFU (Biro Penyidik Kecelakaan Federal Jerman) memegang perekam data penerbangan berteknologi pita buatan Rusia di markasnya di Braunschweig. [Reuters/Wolfgang Rattay]
  • Sebuah perekam data penerbangan berteknologi pita yang disimpan di Bundesamt fuer Fluguntersuchung BFU (Biro Penyidik Kecelakaan Federal Jerman), di Braunschweig. [Reuters/Wolfgang Rattay]
  • Sebuah perekam suara kokpit merek Loral buatan awal tahun 1990 dipamerkan di Museum Angkasa Nasional Smithsonian di Washington DC, Amerika Serikat. [Reuters/Charles Gosse]
  • Sebuah perekam data penerbangan milik pesawat pengangkut dipamerkan di museum penerbangan pribadi di Desa Zruc, Pizen, Prancis. [Reuters/David W Cerny]
  • Sebuah perekam data penerbangan milik pesawat Mig-23 yang jatuh dipamerkan di museum penerbangan pribadi di Desa Zruc, Pizen, Prancis. [Reuters/David W Cerny]
  • Karyawan Bundesamt fuer Fluguntersuchung BFU (Biro Penyidik Kecelakaan Federal Jerman) memegang perekam data penerbangan berteknologi pita di markasnya di Braunschweig. [Reuters/Wolfgang Rattay]
  • Sebuah perekam suara kokpit merek Loral buatan awal tahun 1990 dipamerkan di Museum Angkasa Nasional Smithsonian di Washington DC, Amerika Serikat. [Reuters/Charles Gosse]
  • Sebuah Deployable Flight Incident Recorder Unit (DFIRU), perekam yang bisa terlontar secara otomatis dari ekor pesawat ketika kecelakaan terjadi, dipamerkan di DRS Technologies, Charleton Place, Ontario. [Reuters/Chris Watti
  • Karyawan Bundesamt fuer Fluguntersuchung BFU (Biro Penyidik Kecelakaan Federal Jerman) memegang perekam data penerbangan terbaru, model L-3 buatan Aviation Products yang dipakai di Boeing dan Airbus. [Reuters/Wolfgang Rattay]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perekam data penerbangan atau dikenal dengan istilah "black box" sudah digunakan untuk membantu penyelidikan insiden di dunia penerbangan sejak pertengahan abad ke-20. Seiring berjalannya waktu, "black box" mengalami perkembangan cukup pesat. Dahulu, "black box" masih menggunakan gulungan pita magnetik, namun saat ini, peran pita digantikan dengan chip digital yang bisa selamat dari benturan keras atau api.

Baru-baru ini, semakin banyak desakan dari publik agar pesawat komersial dilengkapi dengan perekam data penerbangan seperti pada pesawat militer. Perekam yang dikenal dengan istilah "deployable black box" itu bisa terlontar secara otomatis dari ekor pesawat ketika kecelakaan terjadi. "Deployable black box" mengkombinasikan perekam suara dan data serta mampu memancarkan sinyal darurat ke sistem satelit SAR. [Reuters]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI