Suara.com - Fedi Nuril meneruskan keresahan para pelaku industri film tentang jatah royalti bagi karya-karya lama yang mereka bintangi dan diputar ulang di berbagai media.
Ternyata, Fedi sudah mencoba memperjuangkan hal itu sejak partisipasinya di film Ayat-Ayat Cinta pada 2008.
"Saya pernah mencoba di awal. Dari film Ayat-Ayat Cinta sudah diusahakan," ungkap Fedi Nuril di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta, Selasa (22/4/2025).
Sayang, Fedi enggan berbagi cerita tentang hasilnya memperjuangkan royalti untuk para pekerja film yang karyanya diputar ulang di berbagai media setelah turun layar.
"Hasilnya, untuk saya sendiri dulu," kata Fedi Nuril sambil tertawa.
![Fedi Nuril di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta, Selasa (22/4/2025). [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/22/50597-fedi-nuril.jpg)
Fedi cuma berkata dirinya masih berupaya mendiskusikan kemungkinan pembagian royalti untuk setiap pemutaran ulang film yang ia bintangi.
"Masih berupaya, pasti. Namanya negosiasi, mengajukan dulu, nggak ada salahnya," tutur Fedi Nuril.
Fedi juga sempat memberi sinyal soal belum adanya kesediaan para produser untuk membicarakan masalah pembagian jatah royalti dari film yang diputar ulang.
"Harusnya terbuka, diobrolin. Kalau menolak, alasannya apa. Kalau diterima, tinggal diomongin hitung-hitungam yang dirasa adil," kata Fedi Nuril.
Baca Juga: Tolak RUU TNI, Fedi Nuril Bagikan Naskah Akademik Berisi TNI Dapat Mengisi Kementerian
Fedi sadar, seorang produser butuh modal tidak sedikit untuk membuat film. Peluang untuk balik modal pun sama besarnya dengan kemungkinan merugi.