Namun, keluhan Roy soal royalti film pun tidak didengar. "Saya teriak-teriak dari zaman dulu, tapi saya sendirian," tutur ayah Gading Marten itu.
Kini, Fedi Nuril yang dikenal kritis tentang penerapan berbagai kebijakan pun ikut buka suara tentang kisruh royalti film.
Penting menurut Fedi untuk para pelaku industri film ikut meningkatkan kepedulian mereka tentang masalah pembayaran royalti karya-karya lama layar lebar yang diputar ulang di berbagai media.
"Menurut saya layak. Apalagi, kalau film itu dianggap sukses dan umurnya panjang," kata Fedi Nuril di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta, Selasa (22/4/2025).
Dalam setiap penggarapan film, produser pasti sudah memperkirakan bakal sesukses apa karya ciptaannya.
![Fedi Nuril di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta, Selasa (22/4/2025). [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/22/50597-fedi-nuril.jpg)
Fedi menilai, kesepakatan tentang pembayaran royalti kalau sebuah film diputar ulang setelah turun layar perlu dipersiapkan sejak awal oleh seluruh tim produksi dan pemainnya.
"Film itu kolektif ya, dibuat bersama-sama. Kalau tim produksi film itu yakin sukses dan usahanya dirasa perlu dapat imbalan lebih, itu harus diomongin di awal dengan aktornya. Kalau baru diomongin di tengah-tengah, itu tidak adil," jelas Fedi Nuril.
Ke depan, ada baiknya untuk sang pemilik cerita bersama para aktor yang terlibat mengajukan permintaan pembagian royalti ke produser, andai kelak karya mereka diputar ulang di luar bioskop.
"Negosiasi bisnis ini bisa diajukan di awal. Kan cuma ngajuin dulu nggak salah ya. Permintaan royalti ini juga wajar atau dianggap adil kok," tutur Fedi Nuril.
Baca Juga: Fedi Nuril Keturunan Apa? Sampai Ajari Jubir Presiden Cara Tanggapi Teror Kepala Babi
Jangan sampai, kisruh performing rights yang kini membuat hubungan penyanyi dan pencipta lagu merenggang bakal terjadi juga di industri film Tanah Air.