"Film ini bukan hanya sekadar tontonan, tetapi juga sebuah tuntunan. Bagaimana seseorang bertumbuh dalam lingkungan yang kompleks, tetap memegang prinsip, dan tidak melupakan sisi kemanusiaannya," tutur Tisa.
Memerankan sosok Anies muda, aktor pendatang baru M. Fahad Haydra, mengaku tantangan terbesar dalam proyek ini adalah membawakan karakter yang begitu tenang, reflektif, namun punya daya tarik tersendiri.
“Akting di film ini tidak menuntut ekspresi berlebihan atau adegan yang terlalu dramatis, karena karakter Pak Anies muda memang dikenal kalem dan dewasa sejak muda,” ujar Fahad.
Cerita bermula dari sebuah pertemuan tak terduga antara Anies dan Fery di kampus UGM.
Anies, yang dikenal sebagai mahasiswa baru yang idealis dan aktif di berbagai kegiatan organisasi, mulai tertarik pada sosok Fery yang cerdas, tenang, dan memiliki pandangan hidup yang luas.

Keduanya terlibat dalam berbagai kegiatan kampus, hingga benih-benih cinta mulai tumbuh perlahan.
Namun perjalanan cinta mereka tidaklah mudah. Perbedaan latar belakang keluarga serta prioritas hidup menjadi ujian tersendiri.
Di tengah kesibukan sebagai aktivis mahasiswa dan tekanan akademik, Anies harus belajar menyeimbangkan perannya sebagai pemimpin dan sebagai seorang lelaki muda yang sedang jatuh cinta.
Film ini diharapkan bisa menampilkan sisi manusiawi Anies Baswedan yang belum banyak diketahui publik.
Baca Juga: Ariel Tatum Bela-belain Ngedate dengan Chicco Jerikho Berbulan-bulan Demi Film Perang Kota
“Kita mengenal Pak Anies sebagai tokoh publik, mantan Menteri dan Gubernur, tapi lewat film ini kita akan melihatnya sebagai remaja biasa yang juga merasakan jatuh cinta, bingung menentukan arah, dan bertumbuh bersama cinta pertamanya,” tambah Rony.