Nana Mardiana menerangkan, untuk bisa mengkurasi deretan penyanyi dan bintang film tersebut ke dalam nominasi, penyelenggara melibatkan wartawan.
"Kurasinya melalui pengamatan 100 wartawan. Jadi wartawan juga bagian dari artis, karena berkat mereka, karya tersebut bisa didokumentasikan dalam bentuk tulisan," kata Nana Mardiana.
Bukan hanya mengkurasi, Nana mengatakan, para wartawan itulah yang juga akan menyeleksi pemenang dari sederet nominator.
Nana Mardiana berharap, hadirnya Anugerah Kartini Musik dan Film Indonesia yang baru digelar secara perdana bukan hanya sebagai apresiasi. Tetapi juga memberikan semangat kepada para perempuan untuk terus berkarya.
"Acara ini bisa mengapresiasi para perempuan untuk bisa percaya diri, semangat dalam mengekspresikan dirinya di bidang musik dan film," kata Nana Mardiana.
"Harapan ke depannya semakin banyak perempuan-perempuan Indonesia tumbuh dan berkembang," imbuhnya.
Selain Nana Mardiana, ada pula aktris senior Niniek L. Karim yang turut mendukung acara ini. Ia yang bertindak sebagai dewan pembina, memberikan saran soal penyebutan dalam acara.
"Saya ini, nenek guru, jadi perlu meluruskan hal yang sepertinya kurang tepat," kata Niniek L. Karim.
![Elvy Sukaesih ditemui di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2024). [Adiyoga Priyambodo/Suara.com]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/09/10/70334-elvy-sukaesih.jpg)
Jadi waktu itu ada penyebutan bahwa acara tersebut sebagai penghargaan kepada wanita, saya bilang, tidak mau menggunakan kata-kata itu," imbuh aktris yang juga merupakan dosen di UI tersebut.
Baca Juga: Dari Lagu Sialnya, Hidup Tetap Berjalan Jadi Untungnya, Hidup Tetap Berjalan
"Karena kata Toety Heraty (penulis, filsuf) itu (kata) perempuan yang diempukan. Sementara wanita, dari bahasa Jawa, 'wani ditotok' yang artinya diatur," imbuhnya.