Kehadiran Menteri PPPA dalam acara nobar ini menunjukkan komitmen nyata pemerintah dalam mendukung upaya-upaya edukatif melalui media film untuk meningkatkan kesadaran publik.
Sementara itu, Anantya Kirana, mewakili para pemain film Rumah Untuk Alie, mengaku senang filmnya bisa ditonton oleh Menteri PPPA.
"Saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu Menteri Arifatul Choiri Fauzi, beserta jajarannya yang telah meluangkan waktunya untuk bisa menyaksikan film Rumah Untuk Alie," ujarnya.
Acara nonton bareng diakhiri dengan diskusi singkat penuh kehangatan antara Menteri, para pemain film, serta tamu undangan.
![Gala Premiere Film Rumah Untuk Alie di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (11/4/2025) malam. [Suara.com/Tiara Rosana]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/13/44815-film-rumah-untuk-alie.jpg)
Banyak dari mereka yang menyatakan haru dan keprihatinan setelah menyaksikan film yang disutradarai dengan empati dan ketulusan ini.
Rumah Untuk Alie bukan sekadar film. Ia adalah suara anak-anak yang selama ini diam. Ia adalah doa agar tak ada lagi Alie yang merasa sendirian.
Rumah untuk Alie diangkat dari kisah novel populer berjudul sama karya Lenn Liu atau akrab disapa Lotta.
Film ini tidak hanya menghadirkan kisah yang menyentuh hati, tetapi juga mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap isu perundungan atau bullying yang masih marak terjadi.
Rumah Untuk Alie mengisahkan Alie, anak bungsu dari lima bersaudara dan satu-satunya perempuan dalam keluarganya.
Baca Juga: Stop Bullying Mulai dari Rumah, Film Rumah untuk Alie Beri Tamparan Keras dan Pelukan Hangat
Seharusnya, Alie mendapatkan kasih sayang, tetapi justru menjadi korban kemarahan sang ayah dan saudara-saudaranya atas kematian ibu mereka.