Stop Bullying Mulai dari Rumah, Film Rumah untuk Alie Beri Tamparan Keras dan Pelukan Hangat

Ferry Noviandi Suara.Com
Selasa, 15 April 2025 | 15:06 WIB
Stop Bullying Mulai dari Rumah, Film Rumah untuk Alie Beri Tamparan Keras dan Pelukan Hangat
Rumah untuk Alie. [Falcon Pictures]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rumah untuk Alie menjadi salah satu film spesial yang akan tayang pada April 2025 ini. Film ini menyuguhkan tema tentang berundungan atau bullying.

Rumah untuk Alie baru-baru ini menggelar acara spesial screening yang salah satunya mengundang Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Ai Maryati Solehah.

Usai menonton film besutan sutradara Herwin Novianto ini, Ai Maryati pun tak ragu memberikan pujian.

Selain cerita yang apik, Ai Maryati juga memuji kisah dalam film ini sangat relevan dengan kisah-kisah yang sering terjadi selama ini.

"Saya berkali-kali tak mampu menahan air mata. Cerita dalam film ini sangat relevan, persis seperti pengaduan-pengaduan yang kerap kami terima di KPAI. Ini film yang sangat menyentuh, sangat touching," katanya dengan penuh haru.

Menurut Ai Muryati, Rumah untuk Alie secara gamblang memperlihatkan bahwa bullying bukan hanya terjadi di sekolah atau dunia maya, tapi bisa berakar dari rumah.

Dari ucapan orangtua yang membandingkan kakak dan adik, dari sikap yang mengabaikan perasaan anak, hingga tekanan yang tak terlihat namun membekas mendalam.

"Langkah awal untuk mengakhiri perundungan bisa dimulai dari rumah kita sendiri. Dengan menciptakan ruang aman di keluarga dan tidak membiarkan kekerasan verbal atau emosional terjadi di antara anggota keluarga," ujarnya.

Rumah Untuk Alie menjadi cermin yang menegur, sekaligus menjadi pelukan hangat untuk para korban yang selama ini merasa sendirian.

Baca Juga: Film Rumah Untuk Alie Angkat Isu Bullying, Tayang di Bioskop 17 April 2025

Pesan kuat dari film ini adalah: ketika kita melihat perundungan di sekitar kita, jangan pernah diam. Bantu, dampingi, dan jadilah bagian dari solusi.

Saat kredit film mulai bergulir, muncul perasaan harap di benak penonton: akankah kisah Alie berlanjut?

Karena perjuangan untuk pulih dari luka perundungan bukanlah akhir dari cerita, ia adalah awal dari bab baru yang penuh harapan.

"Film ini bukan hanya hiburan. Ia adalah seruan. Ia adalah harapan," tutur Ai Maryati.

Rumah Untuk Alie akan tayang di bioskop mulai 17 April 2025.

Rumah untuk Alie diangkat dari kisah novel populer berjudul sama karya Lenn Liu atau akrab disapa Lotta.

Film ini tidak hanya menghadirkan kisah yang menyentuh hati, tetapi juga mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap isu perundungan atau bullying yang masih marak terjadi.

Rumah Untuk Alie mengisahkan Alie, anak bungsu dari lima bersaudara dan satu-satunya perempuan dalam keluarganya.

Seharusnya, Alie mendapatkan kasih sayang, tetapi justru menjadi korban kemarahan sang ayah dan saudara-saudaranya atas kematian ibu mereka.

Tak hanya itu, di sekolah pun Alie harus menghadapi perlakuan bullying dari teman-temannya.

Namun, di balik semua luka yang ia derita, baik fisik maupun emosional, Alie tetap menyimpan harapan untuk diterima dan dicintai oleh keluarganya.

Film Rumah Untuk Alie dibintangi oleh Anantya Kirana sebagai Alie, Rizky Hanggono, Tika Bravani, Dito Darmawan, Rafly Altama Putra, Andryan Didi, Faris Fadjar Munggaran, Sheila Kusnadi, dan Ully Triani.

Selain film, sebagai bentuk kepedulian terhadap maraknya kasus bullying, Falcon Pictures juga merilis website https://rumahuntukalie.kwikku.com/.

Platform ini dirancang untuk memberikan ruang bagi masyarakat luas agar dapat menceritakan pengalaman mereka terkait bullying.

Selain itu, website ini juga menyediakan layanan konsultasi dengan psikolog bagi mereka yang ingin mencari solusi atau berbagi cerita seputar perundungan yang mereka alami.

Produser Falcon Pictures, Frederica, mengungkapkan platform yang dihadirkan dapat membantu bagi yang mengalami perundungan.

"Rumah Untuk Alie bukan hanya sekadar film, tetapi juga sebuah gerakan sosial untuk meningkatkan kesadaran tentang dampak bullying," kata Frederica.

"Kami berharap film ini bisa menjadi refleksi bagi banyak orang dan platform yang kami hadirkan dapat membantu mereka yang mengalami atau menyaksikan bullying agar tidak merasa sendirian," ujarnya menyambung.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI