Suara.com - Selain kasus pemerkosaan dokter PPDS di RSUP Hasan Sadikin Bandung, dugaan kasus pelecehan dokter kandungan di Garut juga mendapat atensi Tirta Mandira Hudhi.
Lewat akun Twitter pribadinya, Tirta Mandira Hudhi atau akrab disapa dokter Tirta mengungkap alasan korban tidak berteriak ketika mendapat dugaan tindak pelecehan dari dokter kandungan di Garut.
"Bagi yang tanya, 'itu kenapa pasien nggak teriak!', karena pasien tentunya pasti trust dengan dokternya. Mau negur juga bingung, serba kalut. Ngiranya itu prosedur pemeriksaan," kata Tirta.
Selain karena asumsi bagian dari prosedur, ungkap dokter Tirta, korban juga memerlukan waktu untuk bereaksi. Dia menyertakan sebuah analogi untuk menjelaskan reaksi korban.
"Analoginya yang mirip, kamu kecelakaan di jalan sampe jatuh ngglasar ringan. Itu di awal-awal tiba-tiba pasti linglung, blank. Karena otak butuh waktu buat reaksinya," sambung Tirta.
Menurut eks suami Medisca Rhoza, otak korban memerlukan waktu untuk bereaksi sehingga terkesan diam saat diduga mendapat tindak pelecehan.
"Nah apalagi kejadian seperti cctv tsb, pasien itu campur aduk, panik, takut, bingung kalut. Jadi malah ngefreeze," tutur Tirta.
Oleh karena itu, dokter Tirta bersyukur dugaan tindak pelecehan dokter kandungan di Garut itu terekam kamera cctv. Dengan demikian, sang dokter kandungan bisa dikenakan tindakan hukum.
"Cctv ini bukti penting. Jujur melihat cctv ini ya mengecewakan, harus ada investigasi penting," ujar Tirta.
Baca Juga: Bukan Pura-Pura, Dokter Tirta Jelaskan Kenapa Pemain Bola dari Luar Rentan Terjadi Cidera
Suami Nisa An Nashr tersebut berharap, pihak kepolisian dapat menyelidiki motif dokter kandungan di Garut itu melakukan kontak fisik kelewat batas saat memeriksa pasien.