Pakar Soroti Ekspresi Lisa Mariana Saat Konferensi Pers Bahas Ridwan Kamil, Diduga Banyak Bohong

Sabtu, 12 April 2025 | 11:04 WIB
Pakar Soroti Ekspresi Lisa Mariana Saat Konferensi Pers Bahas Ridwan Kamil, Diduga Banyak Bohong
Lisa Mariana saat konferensi pers di Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Jumat (11/4/2025). [Suara.com/Rena Pangesti]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Konferensi pers Lisa Mariana di Ruko Inkopal, Jakarta Utara pada Jumat (11/4/2025) kemarin untuk membahas pengakuan hubungan gelapnya dengan Ridwan Kamil mendapat atensi dari pakar ekspresi, Kirdi Putra.

Dalam sebuah wawancara via daring, Kirdi Putra mengungkap adanya kejanggalan bahasa tubuh Lisa Mariana di momen tersebut. 

Salah satu kejanggalan tersebut, kata Kirdi Putra, adalah perubahan emosi Lisa Mariana yang terlalu cepat berganti-ganti.

"Di awal konferensi pers, dia itu ketawa-ketawa lepas. Ketika masuk wawancara, ekspresinya berubah lebih serius, terus ada momen ketika dia nangis. Tapi, perubahan-perubahan itu terlalu cepat," kata Kirdi Putra.

Kirdi Putra mengungkap, seseorang yang sedang disulut amarah tidak lantas menunjukan ekspresi senyum lepas layaknya Lisa Mariana.

"Ketika orang marah beneran, dari awal dia kan menahan marah tersebut dan minimal kelihatan dari tarikan senyum bukan senyum yang lepas seperti itu," sambung Kirdi Putra.

Kemudian, lanjut Kirdi Putra, seseorang yang tengah dilanda perasaan sedih akan menunjukkan penurunan emosi secara signifikan.

"Terus ketika dia menjelaskan dia menangis, perhatikan bahwa tidak lama prosesnya, nangis balik lagi normal. Sementara orang yang nahan emosi, hilangnya turunnya itu landai," tutur Kirdi Putra.

Oleh karena itu, kecepatan perubahan ekspresi yang ditunjukan Lisa Mariana tak ayal menimbulkan kecurigaan.

Baca Juga: Ridwan Kamil Temui Lisa Mariana di Palembang saat Tinjau Proyek Islamic Center

Menurut Kirdi Putra, kecepatan perubahan ekspresi tersebut seolah menunjukan upaya rekayasa Lisa Mariana. Sang model diduga merekayasa fakta demi mempengaruhi simpati publik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI