Suara.com - Kepergian Titiek Puspa untuk selama-lamanya membuat masyarakat Indonesia berduka.
Sang penyanyi legendaris meninggal dunia pada Kamis (10/4/2025) dalam perawatan intensif di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan, akibat pecah pembuluh darah.
Sebelum meninggal, Titiek Puspa sempat menyambangi podcast Deddy Corbuzier, Close The Door. Dalam podcast itu, ia membahas berbagai macam hal, mulai dari karyanya hingga pandangan hidup.
Ada cuplikan pendek dari podcast tersebut yang ternyata tidak boleh ditayangkan oleh sang legenda sebelum dia meninggal dunia. Isinya menyinggung pemerintah hingga sepenggal kisah hidupnya.
Kini, Deddy Corbuzier berani menanyangkan cuplikan tersebut sebagai bentuk penghormatan terakhir untuk Sang Eyang.
Dari durasi 15 menit obrolan dengan Deddy Corbuzier, Titiek Puspa sempat menyinggung bagaimana ia merayakan ulang tahunnya ke-80 beberapa tahun lalu.
Bukan dengan pesta, pencipta lagu 'Kupu-Kupu Malam' itu justru berkeliling di makam-makam pahlawan demi mengenang jasa-jasa mereka.
"Saya lahir di antara Belanda pergi, Jepang datang. Di pertengahan masa ini, itu Indonesia the big zero (dalam masa kesulitan), dapat makan atau tidak. Melihat sekarang tuh sampe (tidak dapat berkata-kata)," ujar Titiek Puspa.
Titiek Puspa pun menceritakan perjalanannya mencari makam-makan pahlawan dengan anaknya.
Baca Juga: Pesan Titiek Puspa Saat Kris Dayanti Terjun ke Dunia Politik
"Anda tahu nggak, saya umur 80 tahun saya tidak pesta? Saya apa, tour the grave. Saya terima kasih kepada para pahlawan. Saya paling sedikit harus dapat makam pahlawan 8," imbuhnya membuat Deddy Corbuzier terdiam.
Sang aktris menambahkan, "Karena 80 ya. Tapi saya bisa dapat 13. Waktu umur 80 saya pergi sama anak saya. Ke mana-mana. Ke Kalibata, ke Bung Hatta, Ismail Marzuki, Jenderal Soedirman."
Bahkan, Titiek Puspa berziarah ke makam Ki Hajar Dewantara di Taman WIjaya Brata, Yogyakarta.
"Ki Hajar Dewantara, yang membuat orang, anak Indonesia pintar adalah beliau. Saya datangi. Bung Karno tidak usah ditanya lagi. Di mana-mana saya datangi setiap tempat itu yang ada makam pahlawannya," katanya.
Pesan terakhir Titiek Puspa soal budaya seni Indonesia
Dalam podcast tersebut, Titiek Puspa juga menyampaikan pesan terakhir untuk Indonesia. Sebagai pegiat seni, ia sangat memperhatikan perkembangan budaya di Tanah Air.
"Saya sangat mengagumi karunia Tuhan yaitu alam semesta Indonesia yang luar biasa. Dan saya kagum kepada para leluhur saya yang telah menciptakan seni budaya Indonesia yang luar biasa," ujar Titiek Puspa mengawali ungkapan isi hatinya.
Titiek Puspa mengagumi budaya Indonesia yang sangat kaya dan berbeda-beda dari Sabang sampai Merauke. Sayangnya budaya Indonesia yang kaya tersebut tidak dilestarikan dengan baik.
"Harusnya ada satu tempat di setiap kota, apalagi ibu kota Jakarta, itu harus ada teater yang menampilkan seni budaya Indonesia," jelas Titiek Puspa.
Dalam bayangan Titiek Puspa, sebuah teater dibuat khusus untuk menampilkan cerita-cerita legenda dari berbagai daerah di Indonesia lalu dipentaskan dalam sebuah drama musikal.
"Walaupun benang merah aslinya tidak hilang, tapi penampilannya agak kekinian supaya yang betul-betul asli ada tapi ada sentuhan kini," beber Titiek Puspa.
Indonesia yang hanya dikenal akan keindahan Bali di mata dunia sangat disayangkan. Jakarta sebagai Ibu Kota negara Indonesia justru tidak memiliki teater yang bisa mengenalkan budaya dari seluruh daerah.
"Jakarta kan Ibu Kota Indonesia, itu harus ada teater mengenai seni budaya. Kita (bisa) membanggakan kepada para turis, bahwa di Indonesia bukan cuma itu. Ada yang begini dari Sabang sampai Merauke," tandasnya.