Angkara Murka Jadi Satu-satunya Wakili Indonesia di Festival Film Italia

Jum'at, 11 April 2025 | 15:04 WIB
Angkara Murka Jadi Satu-satunya Wakili Indonesia di Festival Film Italia
Film Angkara Murka.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Film Angkara Murka yang dibintangi Raihaanun akan tayang perdana secara global di Far East Film Festival (FEFF) 2025, Udine, Italia.

Hal tersebut bikin bangga karena Angkara Murka dengan judul internasional Mad of Madness menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia yang hadir di festival film bergengsi tersebut.

Tak hanya itu, film Angkara Murka juga masuk dalam nominasi White Mulberry Award for Best Debut Feature. Ini merupakan penghargaan yang diberikan kepada film debut terbaik dari Asia.

Film Angkara Murka akan membawa penonton mengikuti kisah Ambar (Raihaanun). Kehidupannya berubah drastis setelah sang suami hilang secara misterius saat bekerja di tambang pasir.

Ambar yang merasa curiga dengan adanya campur tangan penguasa, mulai mencari tahu keberadaannya.

Tentu saja perjuangan tersebut tidak mudah, karena Ambar harus menghadapi para penguasa yang kejam dan korup.

Di sisi lain, misi Ambar tersebut justru membuka tabir rahasia mistis yang ada di tambang itu.

Selain Raihaanun, film Angkara Murka juga dibintangi Simhala Avadana, Whani Darmawan, Rukman Rosadi, dan Aksara Dena.

Film ini juga memadukan atmosfer mistis dengan realisme emosional yang kuat.

Baca Juga: Indonesia Gebrak HK FILMART 2025: 5 Fakta yang Bikin Bangga Industri Film Nasional

"Ambar menyimpan ketakutan, luka, dan kesunyian yang terdengar seperti teriakan. Kekuatan karakternya lahir dari duka," kata Raihaanun dalam siaran pers ke awak media, Jumat (11/4/2025).

Selain nama-nama bintang tersebut, film Angkara Murka juga diisi dengan sineas berpengalaman.

Duduk sebagai sutradara, Eden Junjung. Namanya mulai dikenal lewat film pendeknya yang sukses di festival internasional. Beberapa diantaranya seperti Happy Family, Bura, dan The Intrusion.

Lewat Angkara Murka, Eden Junjung membawa horor Indonesia "naik kelas" ke ajang internasional dan membawa horor ke ranah yang lebih personal dan reflektif.

"Kadang horor paling nyata bukan datang dari luar, tapi dari luka yang kita abaikan," kata Eden Junjung.

Film ini diproduksi oleh Forka Films, rumah produksi yang digawangi oleh sutradara sekaligus produser kenamaan Ifa Isfansyah.

Ifa Ifansyah kembali menunjukkan keberaniannya dengan mendukung film debut yang segar, berani secara tema dan berakar pada budaya lokal.

"Dengan Angkara Murka, kami menjelajahi horor sebagai ruang ekspresi yang personal, spiritual, dan juga politis," kata Ifa Ifansyah.

Sebelum film Angkara Murka, Ifa Ifansyah juga memproduseri film-film yang juga mendapat perhatian dunia. 

Sebut saja film Yuni yang kemudian meraih penghargaan di Festival Film International Toronto.

Ada juga film Kucumbu Tubuh Indahku yang banjir penghargaan di dalam dan luar negeri seperti Venice Film Independent Criticts.

Nana atau yang dikenal dengan nama film internasional Before, Now and Then tersebut juga diproduseri Ifa Ifansyah.

Poster film Kucumbu Tubuh Indahku. [Instagram Garin Nugroho]
Poster film Kucumbu Tubuh Indahku. [Instagram Garin Nugroho]

Film Before, Now and Then ini membawa empat Piala Citra 2019. Selain itu ada pula penghargaan dari mancanegara seperti Festival Film Berlin juga Sydney.

Bicara soal rumah produksi, Forka Film juga sudah menghasilkan banyak karya. Beberapa diantaranya film Siti, Turah yang kemudian membawa film ini sebagai perwakilan di Piala Oscar 2016, Yuni, Gadis Kretek hingga Before, Now and Then.

Sementara itu soal film Angkara Murka, film yang tampil di FEFF, film ini juga menarik perhatian saat terpilih dalam NAFF It Project Market di Bucheon International Fantastic Film Festival (BiFan) 2024 di Korea Selatan.

Sebagai informasi, BiFan merupakan salah satu ajang film genre paling bergengsi di Asia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI