Sementara Walid melakukan aksinya dengan tameng agama, Edy Meiyanto menggunakan pendidikan sebagai kedok.
Tak heran jika netizen langsung teringat pada sosok Walid begitu mengetahui tentang kasus asusila yang terjadi di lingkup perguruan tinggi ini.
Dalam konteks kasus di UGM, Prof. Edy diduga melakukan pelecehan seksual terhadap sejumlah mahasiswa bimbingannya sejak 2023 hingga pertengahan 2024.
Investigasi yang dilakukan Satgas PPKS UGM mengungkap bahwa modus yang digunakan adalah pendekatan lewat kegiatan akademik.
Pendekatan yang dimaksud melalui bimbingan skripsi, tesis, hingga disertasi, yang sering dilakukan di luar kampus.
Selain itu, posisinya sebagai Ketua Cancer Chemoprevention Research Center (CCRC) juga turut dimanfaatkan untuk mendekati para korban.
Kasus ini menjadi momentum bagi institusi pendidikan, terutama kampus-kampus besar seperti UGM untuk berbenah.
Publik berharap mereka bisa memperbaiki sistem pengawasan internal dan menciptakan ruang yang lebih aman bagi mahasiswa.
Tak cukup dengan sanksi administratif, masyarakat juga menuntut adanya proses hukum yang transparan dan adil.
Baca Juga: Drama Bidaah Viral, Ingat Lagi Kontroversi Sekte Terlarang di Malaysia
Sebagaimana Walid dalam serial "Bidaah," diharapkan adalahnya tindakan nyata akan terus dilakukan untuk menyingkap semua Walid di kehidupan sehari-hari.