"Kita ini bangsa besar. Perbedaan itu hal biasa. Tapi kalau sudah menyentuh fanatisme dan sektarianisme, lalu diperkuat dengan politik identitas, itu yang berbahaya," katanya.
"Kalau konflik ini tidak segera diakhiri, kita bisa kehilangan banyak hal," imbuh sahabat Deddy Corbuzier ini menambahkan.
Gus Miftah berharap masalah ini tidak berlarut dan pihak-pihak yang berseberangan bisa menerima perbedaan dan mengedepankan perdamaian.
Gus Miftah juga mengingatkan bahwa agama tidak boleh dijadikan alat untuk meraih kekuasaan ataupun dominasi kelompok.
"Tidak bisa dibenarkan kalau agama digunakan sebagai alat politik. Apalagi untuk menjatuhkan kelompok lain," ucap Gus Miftah.

"Nabi Muhammad saja tidak pernah mengajarkan begitu. Dakwah beliau itu rahmatan lil alamin, bukan untuk menyingkirkan yang lain," tuturnya menyambung.
Menurut Gus Miftah, solusi utama terletak pada pendidikan dan keadilan sosial.
Dia menilai bahwa akar dari fanatisme dan konflik sektarian kerap kali muncul dari ketimpangan akses terhadap pendidikan dan ekonomi.
"Kita harus perbaiki pendidikan, ekonomi, dan keadilan. Kalau orang lapar, nganggur, dan tidak terdidik, gampang sekali dikompori," katanya.
"Tapi kalau perut kenyang dan pikiran terbuka, mereka akan menolak ajakan-ajakan yang menyesatkan," ujar Gus Miftah.
Baca Juga: Beda Adab Letkol Teddy Bertemu Gus Miftah dan Ustaz Adi Hidayat, Ada yang Cium Tangan
Isu nasab Ba'alawi juga sebelumnya sempat diramaikan oleh Rhoma Irama. Si Raja Dangdut bahkan mengundang sejumlah tamu di siniarnya, khusus membahas klaim Ba'alawi ini.