"Angga, aku bisa lho masakin yang lebih dari telor ceplok," celetuk warganet lain.
"Angga, nih aku masak banyak. Sok diambil buat tambahan lauknya," tulis akun lain sambil mengunggah foto meja makan penuh hidangan.
Fenomena ini menggambarkan bagaimana media sosial tak hanya menjadi ruang ekspresi personal, tetapi juga medan diskusi publik yang terbuka.
Setiap unggahan bisa menimbulkan beragam tafsir, tergantung siapa yang melihat dan dari sudut pandang mana.
![Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon. [Instagram/@angga]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/01/33544-angga-yunanda-dan-shenina-cinnamon.jpg)
Bagi sebagian orang, sikap Angga adalah bentuk sederhana dari cinta yang tulus. Tapi bagi yang lain, ini justru jadi pengingat bahwa kehidupan rumah tangga selebritas kerap kali berada dalam sorotan dan rentan disalahartikan.
Satu hal yang pasti, telur ceplok dan nasi putih kini punya makna lebih dari sekadar makanan sederhana namun bisa menjadi simbol apresiasi, perdebatan, dan cinta di era digital.