Suara.com - Husein Ja'far Al Hadar alias Habib Jafar membagikan pengalamannya menonton film "The Last Supper" yang mengisahkan tentang hari-hari terakhir Yesus menjelang kematiannya.
Habib Jafar menceritakan pengalamannya itu dengan mengunggah fotonya berdiri di samping poster film tersebut di Instagram.
"Hari ini nonton "The Last Supper", film tentang hari-hari terakhir Yesus. Digarap dalam perspektif kekristenan, bahkan spesifik kekristenan barat," ujar Habib Jafar pada unggahannya, Senin (7/4/2025).
Menurutnya, pengalaman menonton film "The Las Supper" ini sangat menyenangkan karena ada biarawati lengkap dengan busananya yang juga menonton film tersebut.
"Sebuah pengalaman yang asyik. Betapa tidak, pas baru masuk ruang teater aja sudah ketemu biarawati dengan busana lengkap yang juga nonton," ujarnya.
Hal itu mengesankan bagi Habib Jafar, karena dirinya dan para biarawati berbeda rumah ibadah tetapi justru dipersatukan dalam bioskop melalui sebuah film.
"Kita berbeda rumah ibadah: dia di gereja, saya di masjid, eh bersama di bioskop," lanjut Habib Jafar.
Husein Ja'far Al Hadar mengatakan tempat umum seperti bioskop dan bandara memang sering kali menjadi tempat semua orang untuk menjalin silahturahmi.
Begitu pula dengan pesawat yang justru sering menjadi tempat orang istighfar selama perjalanan, terlebih bila terjadi turbulensi.
Baca Juga: Ruben Onsu Jadi Imam Salat Desy Ratnasari Tak Lama usai Mualaf, Bagaimana Pandangan Islam?
"Kadang memang gitu, bandara lebih sering membuat orang silaturahmi atau pesawat bikin orang makin banyak istighfar (apalagi kalau turbulensi)," kata Husein Ja'far Al Hadar.
Menurutnya, ini sesuai dengan pernyataan Nabi Muhammad SAW bahwa semua tempat bisa menjadi masjid, bila orang-orang melakukan ibadah di dalamnya, seperti bioskop, pesawat dan tempat lainnya.
Dalam hal ini, Habib Jafar beranggapan bioskop bisa menjadi tempat ibadah bila orang-orang menjadikan film yang ditontonnya untuk menimba ilmu.
"Seperti kata Nabi Saw, semua tempat bisa jadi masjid, asal di dalamnya kita lakukan ibadah: bioskop jadi masjid kalau dijadikan tempat menimba ilmu dari film," katanya.

Habib Jafar mengatakan dirinya dan para biarawati sama-sama menimba ilmu lewat film tersebut, meskipun mereka memiliki perspektif berbeda terhadap sosok yang diceritakan.
"Seperti saya dan biarawati itu, sama-sama ingin mengambil hikmah dari Yesus dalam keyakinan dia dan Nabi Isa dalam keyakinan saya," ujar Habib Jafar.
Karena itu, pendakwah populer ini mengatakan dirinya menonton film tersebut bukan untuk membangkitkan semangat toleransinya saja tetapi juga mengambil hikmah di dalamnya sesuai ajaran Nabi Muhammad SAW.
"Meski perspektifnya Kekristenan Barat, saya nonton bukan hanya untuk semangat toleransi, tapi karena diajarkan Nabi Muhammad untuk ambil hikmah dari manapun kita menemukannya karena itu harta karun bagi seorang yang beriman," jelasnya.
Selain itu, pengalaman seru lainnya ketika anak yang duduk di samping Habib Jafar menangis melihat sosok Yesus dicambuk dalam film tersebut.
"Tepat di samping saya duduk, juga ada anak bareng ibunya yang nonton. Tampaknya mereka Kristen. Karena saat pertama kali Yesus dicambuk, anak itu nangis sejadi-jadinya," katanya.
Habib Jafar menilai anak tersebut sangat menghayati film "The Last Supper" yang juga seketika mengingatkannya pada surat Al An-am tentang larangan menghina sesembahan orang lain.
"Begitu menghayatinya ia. Hingga mengingatkan saya pada Surat Al-An’am: 108 tentang larangan menghina sesembahan orang lain karena setiap orang begitu mensakralkan sesembahannya, sehingga hinaan kita akan memicu hinaan balik pada sesembahan kita yang membuat agama akhirnya justru jadi sumber penghinaan & perpecahan," ujar Habib Jafar.
Hal itu membuat Husein Ja'far Al Hadar menonton film tersebut dengan penuh rasa saling menghargai meskipun berbeda iman.
![Habib Jafar [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/12/11/45644-habib-jafar-instagram.jpg)
"Karenanya, saya menonton dengan penuh respect meski beda iman," katanya.
Bahkan, Habib Jafar baru menyadari hanya dirinya dan sang istri yang beragama muslim setelah film selesai dan lampu teater menyala.
Pada momen itu, Habib Jafar sambil bercanda sempat berpikir hendak mengajak orang yang menonton film untuk masuk Islam sekaligus.
"Pas lampu teater menyala, saya baru sadar kok kayaknya secara wajah, saya & istri doang yang Muslim. Saya berpikir, “Apa saya ajak LOGIN ya?”," katanya.