Suara.com - Kepergian Ray Sahetapy meninggalkan duka bagi penggemar sinema Tanah Air.
Ray Sahetapy berpulang pada Selasa (4/1/2025) kemarin, berselang satu hari usai perayaan Idul Fitri tahun ini.
Duka mendalam dirasakan Surya Sahetapy selaku putra, mengingat kepergian Ayah menyusul kakak tercinta, Gizca Puteri Agustina Sahetapy.
"Innalillahi wa innailaihi raji'un," tulis Surya di Instagram.
"Titip salam cinta dan kangen ke Kak Gizca, Dad," lanjut Surya yang semakin mengiris hati.
![Ray Sahetapy meninggal dunia. [Instagram/raysahetapy]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/01/29296-ray-sahetapy.jpg)
Ucapan selamat jalan disertakan Surya sebagai bentuk cinta dan kasih untuk mendiang Ray Sahetapy.
"Selamat jalan, Ayah," tutup Surya.
Tulisan 'innalillahi wa innailihi rajiun' yang disematkan oleh Surya secara tersirat menunjukkan agama yang dianut oleh aktor sekaligus aktivis Tanah Air tersebut.
Lantas, bagaimana dengan agama yang diyakini sang ayah, Ray Sahetapy?
Baca Juga: 4 Film yang Dibintangi Ray Sahetapy, Aktor yang Meninggal di Usia 68 Tahun
Melalui kabar yang diterima Suara.com, jasad mendiang Ray Sahetapy belum dimakamkan hingga hari ini, Rabu (2/4/2025).
Jenazah direncanakan akan dimakamkan pada Jumat (4/2/2025) dengan alasan menanti kepulangan Surya Sahetapy dari Amerika.
Rencana untuk tidak segera memakamkan jenazah Ray Sahetapy memunculkan pertanyaan mengenai keyakinan serta agama yang dianut mendiang.
Apalagi Ray Sahetapy sempat tersandung kisah hidup yang dramatis dalam pernikahannya dengan mantan istri, Dewi Yull.
Bagaimana tidak, keduanya diketahui sempat berada dalam jalan keyakinan yang berbeda, yaitu Islam dan Kristen.
Secara khusus, Suara.com merangkum perjalanan spiritual mendiang Ray Sahetapy dalam beberapa poin di bawah ini:
![Ray Sahetapy [Instagram @raysahetapy]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/02/88501-ray-sahetapy.jpg)
1. Pernikahan Berbeda Agama
Ferenc Raymond Sahetapy atau yang dikenal dengan nama Ray Sahetapy menikahi pujaan hati, Raden Adjeng Hj Dewi Pudjijati atau Dewi Yull pada 1981.
Pernikahan antara dua figur publik ini ramai diperbincangkan bersamaan dengan rumor perbedaan agama antara keduanya.
Kala itu, Ray Sahetapy diketahui adalah seorang penganut agama Kristen.
Meski kelahiran Sulawesi Tengah, Ray menghabiskan masa kecilnya berada di Panti Asuhan Yatim Warga Indonesia, Surabaya.
Sementara itu, mantan istrinya, Dewi Yull adalah seorang Muslimah.
Bahkan diduga Dewi Yull masih seorang bangsawan dengan gelar Raden Adjeng yang ada di depan nama dari perempuan kelahiran Cirebon ini.
Perbedaan agama tersebut membuat Ray kesulitan mendapatkan restu dari pihak keluarga Dewi Yull.
2. Keputusan Menjadi Mualaf

Meski dirumorkan berbeda agama--bahkan setelah menikah, sebuah fakta mengejutkan datang dari Dewi Yull.
Saat berbincang dengan Melaney Ricardo pada 2023 lalu, Dewi Yull menyebut bila Ray Sahetapy memilih menjadi mualaf.
Mendiang dinyatakan secara resmi sebagai mualaf pada 1992 lalu.
Hanya saja, batu sandungan tetap harus dihadapi oleh Dewi Yull dan Ray Sahetapy dalam membina biduk rumah tangga.
Dukungan dari ibunda tidak cukup lantaran ayah Dewi Yull hingga keluarga besar tetap tidak merestui pernikahannya dengan Ray Sahetapy.
"Ibuku merestui sebelum meninggal, tapi ayahku nggak merestui, keluarga besarku nggak, dengan segala macam alasan," ungkap Dewi Yull.
Hanya saja, keputusan menjadi mualaf tersebut tidak dipublikasikan dengan alasan tertentu.
"Padahal pada saat itu ayahnya anak-anak sudah satu iman sama aku, tapi tidak boleh dipublikasi, demi menjaga semua," jelasnya kemudian.
![Ray Sahetapy. [Suamrni/Suara.com]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/10/01/81404-ray-sahetapy.jpg)
3. Agama setelah Bercerai
Banyak yang dibuat penasaran dengan keyakinan serta agama Ray Sahetapy usai bercerai dari Dewi Yull pada 2004 lalu.
Ray Sahetapy dikabarkan tidak kembali ke agama yang lama dan tetap menjalankan ibadah yang diajarkan sejak menjadi mualaf.
Pada 2012 lalu, Ray menegaskan bila dirinya seorang mualaf dan tetap menjalankan puasa seperti orang Islam pada umumnya.
"Saya puasa untuk melatih kesadaran biar makin mantap. Saya mualaf. Sejak 20 tahun lalu saya mualaf. Semuanya kan tergantung dari niat dalam diri kita. Kalau sudah niat tidak ada yang tak bisa," ujar Ray Sahetapy.