Duka Pandji Pragiwaksono Usai Ray Sahetapy Berpulang

Rabu, 02 April 2025 | 15:15 WIB
Duka Pandji Pragiwaksono Usai Ray Sahetapy Berpulang
Duka Pandji Pragiwaksono Usai Ray Sahetapy Berpulang (Instagram/pandji.pragiwaksono)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Setelah perawatan, kondisi Ray Sahetapy sempat membaik. Namun, sang aktor mengalami penurunan daya ingat sejak saat itu.

Sampai pada April 2024, muncul potret Ray Sahetapy saat merayakan Idul Fitri bersama keluarga dan anak-anaknya.

Kala itu, Ray Sahetapy tampak lebih sehat dan menunjukkan perkembangan positif dalam proses pemulihan.

Keluarga sendiri sudah memberikan pernyataan resmi terkait penyebab meninggalnya Ray Sahetapy per hari ini, dikarenakan komplikasi penyakit.

Jenazah Ray Sahetapy disemayamkan di Rumah Duka Sentosa RSPAD, Jakarta untuk menunggu kepulangan Surya Sahetapy, dan baru akan dimakamkan pada Jumat (4/4/2025).

Ray Sahetapy mengawali karier di panggung seni peran pada 1980. Ia ketika itu membintangi film Gadis, yang sekaligus jadi momen perdana pertemuannya dengan Dewi Yull.

Kualitas akting Ray Sahetapy akhirnya mendapat pengakuan di 1989, saat masuk nominasi aktor terbaik Festival Film Indonesia berkat aktingnya di film Noesa Penida.

Di luar kategori aktor terbaik, Ray Sahetapy juga pernah dinominasikan sebanyak tujuh kali dalam ajang yang sama, yakni melalui film Ponirah Terpidana (Festival Film Indonesia 1984), Secangkir Kopi Pahit (Festival Film Indonesia 1985), Kerikil-Kerikil Tajam (Festival Film Indonesia 1985), Opera Jakarta (Festival Film Indonesia 1986), Tatkala Mimpi Berakhir (Festival Film Indonesia 1988), dan Jangan Bilang Siapa-Siapa (Festival Film Indonesia 1990).

Saat industri film Tanah Air mati suri, Ray Sahetapy pernah membangun sebuah sanggar teater di pinggiran kota dan membentuk komunitas di sana.

Baca Juga: Pandji Pragiwaksono 'Ceramahi' Menhan Suruh Deddy Corbuzier Jawab Kritik Publik Terkait RUU TNI

Lewat sanggarnya, Ray Sahetapy pernah membuat geger lantaran gagasan tentang perlunya mengubah nama Republik Indonesia menjadi Republik Nusantara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI