Suara.com - Karier Tami Irelly di dunia seni peran pelan-pelan beranjak dan dirinya semakin dikenal banyak orang.
Bila sebelumnya Tami Irelly hanya menjalani peran pembantu di film layar lebar berjudul Sumur Jiwo 1977. Kini Tami mendapat peran utama untuk film berjudul Amulet.
Tami sendiri sebenarnya bisa dibilang sebagai artis multitalenta. Karena selain akting, bintang sinetron Aini Malaikat Tak Bersayap ini juga memiliki bakat di dunia nyanyi.
Namun bila boleh memilih, Tami lebih senang untuk mengembangan bakat di dunia akting.
Saat menggelar acara buka puasa bersama bareng wartawan dan rekan artis, Tami Irelly pun mengucap Syukur tiada tara.
![Tami Irelly. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/27/33514-tami-irelly.jpg)
Karena ia diberi kesempatan untuk membintangi sebuah film layar lebar.
"Alhamdulillah, puji syukurku atas nikmat dan rezeki dari Allah. Tahun ini dikasih lagi kesempatan main film. Kalau tahun lalu peranku sebagai debutan tidak banyak scene-nya. alhamdulillah di film terbaruku malah kebagian main character," ujar Tami Irelly di Jakarta, baru-baru ini.
Di film garapan rumah produksi studio Dynamic Story Pictures ini, Tami Irelly mengaku harus memainkan karakter yang cukup menantang.
"Karena aku jadi perempuan yang punya kelainan mental! Tapi tokohku di sini adalah kunci plotnya sendiri. Filmnya sangat twist dan penuh kejutan saat aku baca naskahnya," ujar Tami.
Meski harus memainkan karakter yang memiliki kelainan mental, Tami Irelly mengaku tak khawatir dengan kehidupan kesehariannya.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Final Destination: Bloodlines, Film Horor Paling Dinanti 2025
"Enggak lah, Amulet adalah film dengan plot cerita yang sangat bagus dan komersil. Genrenya thriller-misteri juga suspense. Tapi ini bukan film horor yah mas. Ini film konsep yang mengajak penonton menikmati pengalaman sinematik," katanya memaparkan.
Selain Tami, film Amulet juga dibintangi Angie Williams, Vanny Meisella, Widia Pratiwi, Maya Yuniar, Alda Augustine, Velline Chu serta Teguh Yuswanto dan Teddy Prangi.
Apa yang dikatakan Tami Irelly juga di imbuhkan oleh produser kondang Ody Mulya Hidayat serta sutradara Adi Surya Abdi.
"Tami itu aktris yang berbakat, Maka kalau dia main di film-film bagus, yah dampaknya sangat luar biasa buat karirnya," imbuh Ody Mulya Hidayat.
"Dia (Tami) sosok pekerja keras yang selalu istikamah dengan tujuan dan targetnya. Jadi saya kira, semakin banyak peran bagus yang didapatkan, maka belum sampai 30 tahun usianya, dia sudah jadi aktor matang," ucap Adi Surya Abdi memuji.
![Tami Irelly. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/27/40656-tami-irelly.jpg)
Sumur Jiwo 1977 yang dibintangi Tami Irelly merupakan film horor garapan sineas Egi Fedly. Sesuai judulnya, film ini ingin membawa penonton kepada suasana horor di tahun tersebut.
Sumur Jiwo 1977 yang diproduksi Black White Pictures merupakan debut penyutradaraan Egi Fedly, aktor senior yang sudah dikenal lewat banyak film.
Dalam film ini, Egi tak cuma menyuguhkan cerita penuh imajinasi, tapi jelas akan membawa penonton kembali ke atmosfer 1970-an.
Bersama para bintangnya: Fico Fachriza, Fadli Fuad, Annette Edoarda, Yatti Surachman, Jajang C. Noer, dan Mathias Muchus, film ini seharusnya bisa menghidupkan kembali nuansa masa.
Cerita bermula dengan tiga pembuat film yang mengalami kegagalan beruntun dalam karier mereka. Mereka kemudian diajak seorang office boy untuk bertemu dengan seorang dukun sakti, berharap mendapatkan inspirasi untuk proyek terakhir mereka.
Namun, pertemuan itu justru membawa mereka terjebak di tahun 1977, tepat saat sebuah pembunuhan terjadi.
Tahun 1977 yang masuk dalam judul, seharusnya bukan sekadar latar waktu film ya. Harus bisa jadi elemen yang membentuk suasana dan cerita.
Pemilihan tahun ini kemungkinan besar tak lepas dari keinginan untuk menghadirkan nostalgia buat penonton yang pernah hidup di masa itu, tapi juga, sekaligus memperkenalkan era tersebut kepada generasi muda.
Ada banyak hal yang bisa ditonjolkan, mulai dari musik khas 70-an, gaya berpakaian retro, hingga detail visual yang mencerminkan Indonesia di era itu.