"Rupiah anjlok, harga bahan pokok naik, yang lapar dan nggak kerja banyak, yang di atas cuma mikirin temen-temennya sekandung," tulis Melanie dengan nada kecewa.
Unggahan Melanie tersebut langsung mendapat banyak tanggapan dari warganet. Banyak yang setuju dengan kritik yang dilontarkannya dan membagikan pengalaman serupa mengenai kondisi ekonomi yang semakin sulit.
Sejumlah pedagang kecil mengeluhkan sepinya pembeli, terutama selama bulan Ramadan. Mereka merasa daya beli masyarakat semakin menurun akibat harga-harga kebutuhan yang terus melonjak.
"Bener banget, saya merasakan. Jualan gorengan dan kolak di bulan puasa aja sepi. Saya kira hanya saya yang mengalami, ternyata pedagang lain juga pada ngeluh. Barang naik, pembeli sepi, akhirnya saya gulung tikar," ungkap seorang warganet.
Komentar serupa juga datang dari warganet lainnya yang merasa kondisi ekonomi Indonesia saat ini semakin menyulitkan rakyat kecil.

"Sedih lihat Indonesia sekarang, serba sulit, serba susah buat orang-orang kecil yang nggak punya," tulis seorang pengguna media sosial.
Tak hanya itu, warganet juga menyoroti berbagai masalah lain yang semakin memperburuk keadaan, seperti anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), lemahnya daya beli masyarakat, hingga isu demokrasi yang dinilai semakin terkikis.
"Warisan Mulyono: daya beli lemah, rupiah terpuruk, IHSG anjlok, demokrasi dikebiri, pertamax dioplos, militerisme di jabatan sipil," tulis salah satu warganet.
Beberapa pengguna media sosial juga membandingkan mahalnya harga tiket pesawat domestik dengan tiket penerbangan internasional.
Baca Juga: Melanie Subono Dukung Aksi Tolak Pengesahan RUU TNI: Jika Diam Artinya Kita Setuju!
"Lebih mahal Jakarta-Solo daripada Paris-London," keluh seorang warganet.