Suara.com - Psikolog Lita Gading kembali mengkritik orangtua TikToker kecil Arra, yang akrab disapa Baba (Ayah) dan Bubu (Ibu).
Kritik ini muncul usai Baba dan Bubu mengunggah konten sang anak menghina para pekerja pabrik.
Lita Gading heran bagaimana anak berusia lima tahun dapat berpikiran untuk menghina pekerja pabrik. Terlebih, Baba dan Bubu juga sama sekali tidak menegurnya.
"Ampun anak kecil udah bisa ngomong begitu. Ampun, anak kecil udah bisa ngomong begitu, ya. Yang ngajarin siapa? Orangtuanya malah ketawa dan malah merespons hal tersebut," kata Lita Gading, dikutip dari postingan TikTok-nya pada Senin (24/3/2025).
Lita Gading menambahkan, "Harusnya kasih tau sama anaknya, itu nggak boleh ya. Itu namanya merendahkan orang. Kok anak sekecil itu bisa ya ngomong seperti itu, yang nggak tersaring sama orang tuanya? Orang tuanya malah mendukung."
Menurut Lita Gading, seharusnya orangtua bisa memfilter konten terlebih dulu sebelum diunggah ke akun media sosial mereka.

"Harusnya sebelum memposting, harus memperhatikan dulu ada nggak bahasanya yang bikin resah? Ada nggak bahasanya yang menyinggung perasaan orang atau sebagainya? Harusnya orangtuanya yang ngontrol," ujar Lita Gading.
Lita Gading menganggap hal itu sebagai eksploitasi anak. Sebab, orangtua mendapatkan engagement sehingga dipanggil ke podcast hingga program televisi dan tentu menerima bayaran.
Sang psikolog tidak segan-segan melaporkan mereka ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bila terus-menerus menjadikan Arra bahan kontennya.
Baca Juga: Tak Peduli Komentar Netizen, Bubu Arra Lebih Sedih Dinilai Tak Pantas Jadi Ibu untuk Anaknya
"Sekali lagi ya, kalau sampe orangtuanya seperti ini terus, saya akan laporkan ke perlindungan anak. Ini sudah sebuah eksploitasi anak yang tidak benar," sambungnya.
Bila orangtuanya ingin mendapatkan penghasilan, Lita Gading mengimbau untuk melakukannya atas nama sendiri. Jangan sampai anak dijadikan korban.
"Apalagi untuk konsumsi publik dan untuk meningkatkan engagement-nya. Itu jangan sampai kayak begitu. Ini orang tuanya mau cari duit, tapi melalui jalurnya Arra. Anda mendapatkan uang dari Arra," katanya.
"Kalau mau meningkatkan follower Anda, ya pake nama Anda sendiri lah. Jangan pakai naa Arra, Arra 'dijual' untuk mendapatkan penghasilan untuk Anda," ujarnya lagi.
Lita Gading berpesan kepada orangtua di luar sana untuk tidak mencontoh Baba dan Bubu. Sebab, apa yang dilakukan oleh mereka tidak dapat dibenarkan.
"Orangtua seperti ini tidak patut menjadi contoh semua orang, apalagi ini mengekploitasi anak. Jangan sampai Anda berdalih uang itu untuk kebutuhan Arra, tapi itu untuk kebutuhan Anda sendiri," katanya.

Dalam kontennya itu, Lita Gading sampai menandai akun media sosial Komisi Perlindungan Anak hingga Seto Mulyadi.
"Orangtua yang nebeng popularitas anak ini mah @LPAI @KPAI @setomulyadi96," tulis Lita Gading dalam captionnya.
Teguran yang diberikan Lita Gading pun didukung oleh banyak warganet. Bahkan, mereka setuju bila orangtua Arra dilaporkan ke KPAI.
"Laporin nggak sih kak orangtuanya, soalnya bikin sakit hati. Katanya, 'Teteh teteh bubaran pabrik'," kata seorang warganet.
"Dihimbau orang tuanya Arra, sedang ktar-ketir bingung," sindir warganet yang lain.
"Anak sekecil itu sudah tau bubaran pabrik. Tau dari mana mukanya teteh bubaran pabrik? Saya tuh kemarin bingung bubaran pabrik tuh apa, baru ngeh juga waktu baca komentar," ujar warganet lainnya.
Jadi kontroversi
Video Arra diunggah ke akun TikTok bababubuarra milik kedua orangtuanya, Billi Sandi Pratama dan Mega Vallentina. Tapi kini video tersebut sudah dihapus.
Kendati begitu, video Arra masih bisa dilihat oleh netizen sebab sudah dibagikan ulang oleh beberapa akun media sosial. Ucapan Arra pun terus menjadi perbincangan di kalangan netizen.
Dalam video tersebut, Arra yang sedang berada di dalam mobil bersama ayah dan ibunya meminta pelembap. Sang ibu pun menuruti permintaan Arra.
Bocah cantik itu nampak mengaplikasikan pelembapnya ke wajah tanpa bantuan orang tuanya. Ia juga mengaku rajin memakai pelembap agarnya wajahnya tidak seperti buruh pabrik.
"Apa itu Sayang?" tanya Billi Sandi Pratama kepada Arra.
"Pelembap, biar kulitnya enggak hinay," celetuk Arra.
"Hinay itu kayak gimana?" tanya sang ayah lagi.
"Biar enggak kayak teteh-teteh bubaran pabrik, Ba," lanjut Arra.