Suara.com - Konten kreator Willie Salim kembali menjadi sorotan setelah mengunggah video bagi-bagi daging rendang seberat 200 kilogram di Palembang. Aksi tersebut menuai berbagai reaksi, salah satunya dari presenter dan selebritas Fenita Arie.
Dalam unggahan di Insta Stories pribadinya, Fenita menyesalkan cara Willie Salim membuat konten yang dianggapnya merendahkan warga Palembang. Fenita Arie, yang merupakan asli Palembang, menyayangkan bagaimana video tersebut justru memunculkan opini negatif terhadap masyarakat setempat.
Dia menilai tindakan Willie Salim dan timnya seolah menjadikan warga Palembang sebagai objek demi kepentingan konten viral.
"Kenapa sih rakyat cuma dijadiin konten buat kalian? Supaya viral, supaya bisa jadi heboh, dan jadi perhatian," ungkap Fenita dalam video yang diunggahnya.
Sebagai seseorang yang lahir dan besar di Palembang, Fenita merasa perlu memberikan klarifikasi terkait citra yang terbentuk dari konten tersebut. Menurutnya, apa yang terlihat di video tidak bisa serta-merta dijadikan gambaran umum mengenai warga Palembang.
"Aku nggak senang dengan komentar-komentar yang membuat penggiringan opini terhadap orang-orang Palembang," tegasnya.
Dalam videonya, Fenita juga menyoroti bagaimana konsep konten tersebut dirancang. Ia mempertanyakan tujuan utama dari aksi memasak rendang di tengah keramaian dan apakah benar-benar bertujuan untuk berbagi atau sekadar mencari perhatian.
"Pertama gini, kreator ini masak ramai-ramai di tengah keramaian. Maksud mau masak itu untuk apa sih? Itu yang aku mau tanyain dulu. Nantinya mau dibagi-bagikan atau sekadar konten? Dan ternyata ini malah masyarakatnya diundang ke sana biar kerumunannya dapat," ujar Fenita.
Salah satu hal yang dianggap janggal oleh Fenita adalah bagaimana Willie Salim tiba-tiba meninggalkan lokasi dengan alasan pergi ke toilet, tetapi berdasarkan informasi yang ia terima, justru menunggu di mobil.
Baca Juga: Deretan Kontroversi Willie Salim, Terbaru Konten Rendang Hilang
"Udah tuh masak si kreatornya, tiba-tiba si kreatornya ini pamit ke toilet. Cuma ada yang bilang nih yang ada di situ, ternyata dia nggak ke toilet tapi nunggu di mobil," bebernya.
Fenita juga menyoroti minimnya pengamanan dalam acara tersebut. Menurutnya, jika memang acara bagi-bagi makanan itu diniatkan sebagai aksi sosial, seharusnya ada persiapan yang lebih profesional.
"Kalau sudah gitu, seharusnya kamu profesional lah. Kamu sudah tahu supaya ini nggak ada kegaduhan, ya mungkin kamu bayar orang untuk penjagaan," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa seharusnya pihak kreator memastikan ada pengamanan agar tidak terjadi kekacauan yang akhirnya justru merugikan semua pihak, termasuk nama baik warga Palembang.
Yang membuat Fenita semakin kecewa adalah bagaimana konten tersebut akhirnya viral dengan menyoroti Willie Salim yang seolah kehilangan daging rendangnya akibat aksi warga Palembang.
"Dan yang diviralkan adalah langsung si kreator ini datang 'raib-raib, dagingku 200 kilo hilang'," ujarnya.

Fenita menegaskan bahwa bukan warga Palembang yang salah dalam kejadian tersebut, melainkan kurangnya manajemen acara dari pihak kreator sendiri.
"Kamu diundang sama orang Palembang dengan baik, disambut baik sama orang Palembang. Kok malah bikin sesuatu yang buruk?" tutupnya.
Seperti diketahui, konten bagi-bagi daging rendang Willie Salim memicu perdebatan setelah banyak yang menilai ia menggiring opini bahwa warga Palembang punya kelakuan kurang baik. Dalam videonya, Willie tampak kecewa karena daging rendang yang ingin ia bagikan habis saat ia pergi ke toilet.
Namun, banyak pihak mempertanyakan apakah peristiwa tersebut terjadi secara alami atau memang sudah dirancang sebagai bagian dari dramatisasi konten. Fenita Arie dan beberapa netizen menilai bahwa kejadian ini bisa dihindari jika pengamanan lebih diperhatikan sejak awal.
Banyaknya protes yang diajukan kepada dirinya, Willie Salim pun mengunggah video permohonan maaf kepada warga Palembang yang diunggah di Intagram.
"Saya minta maaf untuk seluruh warga Palembang yang tersakiti gara-gara kejadian viral rendang ini," tuturnya di video tersebut.
Dia pun mengakui akibat konten tersebut banyak narasi yang kurang enak untuk warga Palembang.
"Banyak narasi yang tidak enak terhadap warga Palembang. Jujur ini bukan warga Palembang. Ini sepenuhnya salah saya karena saya kurang persiapan," sambungnya lagi.