Tapi, Rizkil terus mendapat teror. Bahkan, oknum polisi tersebut diduga menaikkan uang jaminan dari Rp15 juta menjadi Rp90 juta jika Rizkil tidak ingin dipenjara selama tujuh tahun.
Sebagai tulang punggung keluarga, Rizkil merasa buntu dan ketakutan. Hingga pada 17 Maret 2025, ia memilih untuk bunuh diri dengan cara gantung diri di rumahnya.
Kematian Rizkil membuat orang tua sekaligus para tetangganya murka. Mereka berbondong-bondong ke Polsek Kayangan dan membakar kantornya.
Warga juga sempat merusak jendela kaca hingga pecah berserakan.
Banyak pihak menuntut dilakukan investigasi dan menghukum oknum polisi yang diduga memerasa Rizkil seadil-adilnya.