Suara.com - Ustaz Derry Sulaiman kembali menjadi sorotan setelah netizen tahu fakta di balik chef dan YouTuber Bobon Santoso mualaf.
Pernyataan Bobon yang mengaku dirinya belum yakin seratus persen masuk Islam, ini membuat Ustaz Derry yang mendampingi dan menuntun Bobon mualaf dikecam.
Menurut sebagian netizen, Ustaz Derry seolah memaksa agar Bobon Santoso segera mualaf.
Padahal niatnya Bobon Santoso saat itu cuma membuat konten masak-masak di sebuah masjid dan belum ada niatan pindah agama.
"Udah nonton podcastnya full, jujur agak gak suka dengan caranya Ustaz Derry memualafkan Bobon yang terkesan "menodong", pantes si Bobon bingung apalagi istrinya. Karena niat awalnya memang masak masak, pulang-pulang jadi mualaf," komentar netizen.
Dari situlah, kredibilitas ustaz bernama asli Deri Guswan Pramona sebagai pemuka agama dipertanyakan.
"Itulah ulama entah dari mana ujug-ujug jadi ulama, padahal dulunya penyanyi. Ulama yang ilmunya tinggi beliau gak pernah suruh orang lain masuk Islam, padahal umat Islam di sini aja masih kayak gini mending dakwah perbaikan iman. Masuk Islam gak sekedar dengan dua kalimah syahadat, banyak yang harus dipertimbangkan," komentar netizen lain.
Biar tidak penasaran Ustaz Derry memiliki riwayat pendidikan agama dari mana saja, berikut ini rangkuman Suara.com.
Riwayat Pendidikan Agama Ustaz Derry Sulaiman

Ustaz Derry Sulaiman dari kecil sudah berada di keluarga dan lingkungan yang kental dengan agama.
Pria kelahiran 1 Agustus 1978 ini lahir dari ayah bernama H Nasrullah bin Ismail yang diketahui seorang lulusan Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN).
Saat sekolah dasar, dia juga menempuh pendidikan di sekolah swasta dari salah satu yayasan agama Islam, tepatnya di MTs Padang Panjang.
Namun kemudian pria 46 tahun ini memilih melanjutkan ke SMK SMTI atau Sekolah Menengah Teknologi Industri.
Dari situ, pendidikan agamanya seolah berhenti karena dirinya lebih fokus pada musik sampai membentuk grup band bernama Liang Lahat saat sekolah.
Sang ayah memintanya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi namun tidak diindahkannya.
Keputusannya bermusik ditentang sang ayah, namun dia tetap bandel bahkan kemudian membentuk band metal Betrayer.
Dia pun hidup berpindah-pindah seperti tak punya keluarga. Hingga akhirnya dia pindah ke Bali untuk membuat grup band Born by Mistake.
Namun di Bali inilah, justru menjadi titik balik Ustaz Derry kembali ke jalan yang benar.
Hal ini berkat seniornya bernama Irfan Sembiring yang sering mengajaknya ke masjid.
Dia pun menemukan kembali hidupnya dengan mempelajari ilmu agama yang pernah ditinggalkannya.
Untuk memperdalam ilmu agamanya, dia tak tanggung-tanggung memilih belajar ke luar negeri.
Dia menyebutkan ada tiga negara yang didatanginya untuk belajar agama Islam yakni India, Pakistan dan Bangladesh.
Hanya saja tak diketahui nama-nama pesantren di negara tersebut yang sudah memberikannya bekal ilmu agama padanya sehingga bisa menjadi pendakwah di Indoneia.
Yang jelas, setelah dari luar negeri, dia memulai dakwahnya. Pun memilih tempat dakwahnya yang tidak biasa karena dia berceramah di klub malam.
Dia juga masih bermusik meski sudah menjadi pendakwah namun alirannya berubah menjadi lagu-lagu religi, salah satu lagunya adalah Dunia Sementara Akhirat Selamanya.
Mualafkan Banyak Orang

Ustaz Derry Sulaiman membimbing banyak orang untuk masuk Islam dan mendampinginya belajar agama tersebut.
Selain orang awam, sederet selebriti juga turut didampinginnya untuk pindah ke Islam, dua di antaranya adalah dr Richard Lee dan Bobon Santoso.
Dia menyebutkan akan ada beberapa artis lagi yang sudah memiliki ketertarikan pada Islam dan kemungkinan akan mualaf dalam waktu dekat.
Nama Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim. Dia mengatakan hal tersebut karena ketiganya sering membantu orang.
Bukan bantuan biasa melainkan membangun masjid seperti yang dilakukan Hotman Paris dan Willie Salim.
Sementara itu, Denny Sumargo malah sampai sudah menghafalkan surat Al fatihah karena diketahui ayah Densu sapaannya adalah muslim. Jadi dia menghafal untuk mengirim doa pada ayahnya.
Kontributor : Tinwarotul Fatonah