Fedi Nuril Nilai Komunikasi Pejabat Era Prabowo Memalukan: Setelah "Ndasmu", Sekarang "Kena Prank"

Selasa, 18 Maret 2025 | 20:48 WIB
Fedi Nuril Nilai Komunikasi Pejabat Era Prabowo Memalukan: Setelah "Ndasmu", Sekarang "Kena Prank"
Fedi Nuril saat berkunjung ke kantor Suara.com di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (12/12/2024). [Suara.com/Tiara Rosiana]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aktor Fedi Nuril menyentil Menteri Komunikasi dan Digital (Menkodigi), Meutya Hafid, atas sikap anak buahnya yang dianggap kekanakan dan tidak berwibawa dalam menyikapi kritik publik.

Permasalahan ini bermula dari beredarnya draf Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang (RUU) TNI nomor 34 tahun 2004 di media sosial. Fedi Nuril menjadi salah satu figur public yang turut memviralkannya melalui cuitan.

Naskah yang salah satunya berisi dwifungsi TNI itu diduga menjadi topik pembahasan dalam rapat panja Komisi I DPR RI pada Jumat dan Sabtu (14-15/3/2025) di hotel Fairmont, Senayan, Jakarta Pusat.

Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Desco Ahmad pun membantah bahwa draf RUU TNI yang dibagikan Fedi Nuril dalam cuitannya itu palsu dan tidak sesuai dengan yang dibahas di dalam rapat.

"Kami cermati bahwa di publik, di media sosial itu beredar draf-draf yang berbeda dengan yang dibahas di Komisi 1 DPR RI," kata Desco dalam video yang diposting akun X @are_inismyname.

Fedi Nuril menganggap komunikasi pejabat sekarang buruk (X)
Fedi Nuril menganggap komunikasi pejabat sekarang buruk (X)

Menyusul kabar tersebut, Rudi Valinka selaku Staf Khusus Biadang Strategis Komunikasi Komdigi mencuit bahwa warganet telah dikelabuhi.

"Ternyata draft RUU yang ada tidak sesuai yang beredar di medsos kemarin (emoji tersenyum). Kena prank lagi aja deh netizen," ujar Rudi Valinka.

Rudi juga menunjukkan sebuah laman berita berjudul "Poin pembahasan RUU TNI yang dibahas Komisi 1 DPR RI di hotel daerah Jakarta, disebut berbeda dengan draf yang viral di media sosial" dalam cuitannya.

Cara Rudi memberi klarikadi kepada publik membuat Fedi Nuril terganggu. Menurut bintang film Surga yang Tak Dirindukan ini, bahasa yang digunakan staf khusus itu tidak menunjukkan wibawa sama sekali.

Baca Juga: Fedi Nuril Dianggap Sebarkan Draf RUU TNI Palsu, Padahal Diambil dari Website Resmi DPR RI

Bahkan Fedi Nuril sampai mencolek akun X Meutya Hafid untuk mengadukan sikap anak buahnya itu.

"Kepada Ibu @meutya_hafid. Staf Khusus Bidang Strategis Komunikasi Anda yang digaji oleh rakyat, komunikasi kepada rakyat dengan kalimat 'Kena prank lagi aja deh netizen'," imbuh Fedi Nuril menyayangkan.

Aktor 42 tahun inipun menyinggung pejabat lain yang sikapnya tidak jauh berbeda dengan Rudi.

"Setelah 'ndasmu, 'otak kampungan', sekarang 'kena prank'. Cara komunikasi rezim ini sangat memalukan," ucap sang aktor menghina.

Ketua Biro Ideologi dan Kaderisasi DPW PSI Bali, Dedy Nur, mengira Fedi Nuril tesinggung dengan cuitan Rudi. Ia pun menasihati sang aktor untuk lebih bersabar.

"Bahasa memang bikin orang bisa salah paham, tapi bahasa juga bisa bikin orang menjadi dewasa dan tidak gampang tersinggung. Yang sabar ya bro," balas Dedy dengan menambahkan emoji bersalaman.

Fedi Nuril (Instagram/fedinuril)
Fedi Nuril (Instagram/fedinuril)

Fedi Nuril pun menegaskan bahwa dirinya tidak tersinggung. Ia hanya ingin mengungkapkan rasa malunya karena memiliki pejabat yang dianggap tidak bisa berkomunikasi secara baik dengan masyarakat.

Bahkan, Fedi Nuril menantang Dedy untuk menanyakannya langsung kepada praktisi public speaking.

"Gue bukan tersinggung. Gue malu karena para pejabat itu justru tidak dewasa dan berwibawa, makanya keluar kata-kata seperti itu. Silakan tanya ke public speaking coach manapun. Pasti dibilang enggak bener," balasnya sengit.

Sementara di kolom komentar, warganet turut membela Fedi Nuril. Pasalnya, mereka tahu bahwa sang aktor mendapatkan Naskah Akademik RUU TNI tersebut dari laman resmi DPR RI.

"Padahal info awal dari kanal resmi DPR. Berarti sang stafsus sama saja mengatakan 'pemerintah' nge-prank rakyatnya. Zalim bener itu, kok pemerintah nge-prank rakyat, seakan rakyat belum cukup di dera kesulitan," ujar seorang warganet.

"Ketika penempatan stafsus tidak didasarkan pada pendidikan keahlian, pengalaman/kapasitas teknis, tetapi pada popularitas dan engagement media sosial di atas kapasitas keilmuan yang hilang bukan cuma integritas, tetapi masa depan bangsa," kata warganet lain mencibir.

"Jabatan stafsus tapi kelakuan masih model buzzer, susah kali yaa dia mau upgrade dirinya," komentar lainnya mengejak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI