Suara.com - "Adolescence" adalah serial terbaru Netflix yang sukses mencuri perhatian penonton dengan alur cerita mendalam dan teknik pengambilan gambar yang unik.
Serial ini mengangkat isu-isu sosial yang relevan, mulai dari tekanan sosial media hingga ekspektasi masyarakat tentang maskulinitas.
Tengah jadi perbincangan hangat, berikut lima fakta menarik tentang "Adolescence" yang wajib kamu ketahui.
1. Kisah Tragis di Balik Remaja Bernama Jamie Miller

Cerita "Adolescence" dimulai dengan penangkapan Jamie Miller, seorang remaja berusia 13 tahun yang diduga membunuh teman sekolahnya, Katie.
Seiring berjalannya cerita, penonton diajak menyelami proses hukum yang menegangkan serta latar belakang hubungan Jamie dan Katie yang penuh kompleksitas.
Adegan-adegan dalam serial ini tidak hanya memaparkan proses hukum yang mendetail, tetapi juga menyoroti dampak psikologis yang dialami Jamie dan keluarganya.
Kisah Jamie menjadi cerminan betapa rentannya masa remaja ketika harus berhadapan dengan tekanan sosial yang intens.
2. Sorotan terhadap Budaya 'Incel' dan Tekanan Sosial Media

Serial ini mengangkat tema berat mengenai budaya "incel" (involuntary celibate) yang berkembang di kalangan remaja laki-laki.
Jamie dituduh sebagai incel setelah Katie menolak ajakannya untuk berkencan dan mengolok-oloknya di media sosial.
Baca Juga: Adolescence: Menguak Kondisi Psikis Remaja dalam Tragedi Mengerikan
Melalui karakter Adam, putra Detektif Bascombe, penonton diajak memahami bagaimana tekanan sosial media dan konsep maskulinitas yang toksik dapat memengaruhi psikologi remaja.
Dalam era digital ini, remaja sering kali terpapar dengan komentar-komentar yang merusak di media sosial, yang bisa memperburuk kondisi mental dan memicu tindakan impulsif.
3. Teknik Pengambilan Gambar Satu Kali

Salah satu aspek yang paling menonjol dari "Adolescence" adalah penggunaan teknik pengambilan gambar satu kali atau "one-shot."
Sutradara Philip Barantini bekerja sama dengan sinematografer Matt Lewis untuk merancang setiap adegan dengan presisi tinggi.
Teknik ini memberikan kesan intensitas yang nyata, membuat penonton merasa seolah-olah berada di tengah-tengah kejadian.
Pengambilan gambar ini juga memperkuat keterlibatan emosional penonton, seolah merasakan tekanan yang dirasakan oleh para karakter dalam serial ini.
4. Performa Akting yang Memukau
Owen Cooper, yang memerankan Jamie Miller, memberikan penampilan luar biasa dalam debut aktingnya.
Begitu pula dengan Erin Doherty, yang berperan sebagai psikolog Briony Ariston, juga menuai pujian atas aktingnya yang penuh empati dan kedalaman emosi.

Seluruh jajaran pemain, termasuk Stephen Graham sebagai Eddie Miller dan Ashley Walters sebagai Detektif Bascombe, berhasil membangun dinamika yang mendukung narasi kuat dari serial ini.
Tidak hanya itu, proses syuting yang menggunakan teknik one-shot menambah tantangan tersendiri bagi para pemain dalam mendalami karakter mereka.
5. Pujian dari Kritikus
"Adolescence" mendapatkan sambutan hangat dari para kritikus. Di Rotten Tomatoes, serial ini meraih rating 98 persen dengan skor rata-rata 9,2 dari 10.
Situs ulasan lain, Metacritic juga memberikan skor tinggi, yaitu 90 dari 100, menandakan "pujian universal".
Banyak yang memuji keberanian serial ini dalam mengeksplorasi isu-isu sensitif serta keberhasilannya menghadirkan cerita yang emosional dan mendalam.

Selain itu, pendekatan naratif yang menyoroti isu-isu sosial melalui perspektif remaja menjadikan serial ini sangat relevan dengan kondisi saat ini.
"Adolescence" jelas bukan sekadar drama kriminal biasa. Serial ini menggambarkan realitas pahit tentang tumbuh dewasa di era digital.
Ditambah dengan tekanan sosial media dan stereotip gender yang bisa berdampak besar pada perkembangan mental remaja.
Dengan narasi yang kuat, akting memukau, serta teknik sinematografi yang inovatif, "Adolescence" layak menjadi tontonan wajib di Netflix.
Sudah siap untuk ikut merasakan ketegangan dan emosi mendalam dari kisah Jamie Miller? "Adolescence" bisa disaksikan di Netflix dengan hanya 4 episode saja.
Kontributor : Chusnul Chotimah