Suara.com - Musisi Riefian Fajarsyah alias Ifan Seventeen, menegaskan bahwa tugasnya sebagai Direktur Utama PT Produksi Film Negara (PFN) yang baru tidak hanya sekadar 'ongkang-ongkang kaki' saja.
Vokalis band Seventeen itu memiliki visi dan misi untuk memperbaiki pondasi PFN terlebih dahulu, yang menurutnya seolah 'terpinggirkan' sebagai badan usaha negara.

Salah satu pencapaian yang baru-baru ini didapatkan PFN adalah adanya sorotan dari para pejabat tinggi negara.
"Aku coba benahkan PFN dulu. Alhamdulillah setelah lebih dari 20 tahun ya bahkan, PFN tidak pernah dihadirkan di sidang RDP Komisi 6, alhamdulillah hari ini teman-teman dari Komisi 6, ada 16 orang, semua datang," tuturnya.
Ifan menambahkan, "Alhamdulillah tadi malam saya ditelepon sama Pak Erick Thohir. Jadi, ke depannya InsyaAllah negara akan hadir untuk membangun dan memperbaiki PFN."
Ifan ingin memperkuat pondasi PFN, setelahnya membangun ekosistem yang baru di lingkungan kerjanya tersebut.

"Aku pengin ke depannya PFN ini menjadi sarana, menjadi fasilitator untuk para sineas," lanjutnya, dikutip dari kanal YouTube Kompas TV Kediri pada Sabtu (15/3/2025).
Pria yang mengklaim memiliki rumah produksi (PH) itupun meminta publik untuk membuktikan terlebih dahulu. Ia berjanji tidak akan mundur.
"Iya, InsyaAllah (saya bisa). Begini, ini bukan (pekerjaan) 'enak-enak', 'ongkang-ongkang kaki', terima gaji, bukan. Kalo ada siapapun yang mau menggantikan, saya monggo," tegasnya.
Baca Juga: Disindir Zarry Hendrik Soal Dirut PT Produksi Film Negar, Fedi Nuril Balas Santai Tapi Menohok
"Tapi kalau aku ditunjuk, aku tidak akan mundur. Aku diberi tugas, itu akan terus berjuang sampai akhir," pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Ifan juga menegaskan bahwa ia dipilih sebagai Dirut PFN bukan karena kedekatannya dengan Presiden Prabowo Subianto.
Mengenai lagu berjudul 'Pernah di Sana' dengan model video klip Prabowo, Ifan mengklaim hal itu hanya karya seni semata.
"Nggak lah. Saya ini kan, bagaimanapun seniman, musisi, berkarya itu jujur-jujur aja dari dulu," bela Ifan sambil terkekeh.
"Waktu itu kenapa aku mengidekan Pak Prabowo karena kita tahu Presiden Republik Indonesia kita pada saat ini dilantik itu sudah melewati kekalahan yang berulang kali," ujarnya merujuk pada kekalahan Prabowo dalam Pilpres sebanyak empat kali.
Ifan menambahkan, "Jadi ini bukan hanya bercerita tentang 'Pak Prabowo', tapi bercerita tentang pengalaman-pengalaman hidup kita semua."