Suara.com - Musisi Riefian Fajarsyah atau yang akrab disapa Ifan Seventeen, akhirnya buka suara soal pengangkatan dirinya sebagai Direktur Utama PT Produksi Film Negara (PFN) yang menuai kontroversi.
Vokalis band Seventeen itu mengaku ditunjuk langsung oleh Kementerian BUMN yang dipimpin oleh Erick Thohir. Sebelumnya, ia juga sempat dihubungi teman-temannya di kementerian tersebut.
"Ada salah satu orang dari Kementerian BUMN yang menunjuk. Awalnya menelepon, menghubungi, terus menunjuk saya jadi Direktur Utama di PFN," kata Ifan dalam tayangan Kompas Petang.
Ketika ditanya apakah ada andil Presiden Prabowo yang memintanya menjadi dirut, Ifan mengaku tidak tahu.
"Wah, kalau itu aku juga nggak tahu. Tidak (dihubungi pihak Prabowo). Jadi (ditelepon) langsung dari temen-temen di Kementerian BUMN," sambungnya, dikutip dari postingan akun TikTok @blue.sky pada Sabtu (15/3/2025).
Dalam kesempatan yang sama, Ifan juga membantah spekulasi publik tentang adanya kaitan antara pengangkatan menjadi dirut dengan kedekatannya bersama Prabowo.
Spekulasi tersebut muncul karena Ifan dikenal sebagai tim sukses Prabowo selama masa Pilpres 2024 lalu. Bahkan, ia menciptakan lagu 'Pernah di Sana' untuk mantan Menteri Pertahanan itu.
"Nggak lah. Saya ini kan, bagaimanapun seniman, musisi, berkarya itu jujur-jujur aja dari dulu," bela Ifan sambil terkekeh.
Laki-laki 41 tahun itu juga menegaskan bahwa lagu 'Pernah di Sini' tidak bercerita tentang kisah hidup Prabowo. Ia memilih Prabowo menjadi model karena ingin mengubah pandangan publik.
Baca Juga: Fedi Nuril Takut Indonesia Kembali ke Masa Orde Baru, Reaksi Prabowo Terhadap Kritikan Jadi Bukti
"Waktu itu kenapa aku mengidekan Pak Prabowo karena kita tahu Presiden Republik Indonesia kita pada saat ini dilantik itu sudah melewati kekalahan yang berulang kali," ujarnya merujuk pada kekalahan Prabowo dalam Pilpres sebanyak empat kali.
Ifan menambahkan, "Jadi ini bukan hanya bercerita tentang 'Pak Prabowo', tapi bercerita tentang pengalaman-pengalaman hidup kita semua."

Cara pemilihan Ifan sebagai Dirut PFN malah dicibir oleh warganet. Pasalnya, proses pengangkatan tersebut seolah tanpa adanya pertimbangan matang.
"Enak ya langsung telepon dan ditunjuk nggak pakai fit and proper test," sindir seorang warganet.
"Enak ya nggak ada tes papun, coba kalo guru honorer. Mau jadi ASN tesnya udah kayak apa tau," keluh warganet yang lain.
"Owalah, asal nunjuk. Nunjuk tanpa melihat kapabilitas dan latar belakang. Negara suka-suka," ejek warganet lainnya.