Suara.com - Hadirnya film Norma: Antara Mertua dan Menantu garapan Guntur Soeharjanto dikomentari Ustaz Hilmi Firdausi. Menurut sang pendakwah, kisah dalam film tersebut menggambarkan akhir zaman.
Hilmi juga menyayangkan mengapa banyak film Indonesia yang mengangkat soal perselingkuhan, terlebih hal itu dilakukan dengan anggota keluarga sendiri.
"Setelah viral film perselingkuhan dengan ipar sendiri, sekarang muncul film perselingkuhan antara mertua dan menantu," unggahnya dalam sebuah cuitan di akun X-nya, @Hilmi28, dikutip pada Jumat (14/3/2025).
![Ustaz Hilmi Firdausi [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/03/22/77106-ustaz-hilmi-firdausi-instagram.jpg)
Sang ustaz menambahkan, "Kenapa ya film-film tema perselingkuhan di internal keluarga makin marak? Apakah ini gambaran kehidupan sosial masyarakat kita yang makin ke sini makin ke sana?"
Pria yang akrab disapa 'Gus Hilmi' itu khawatir fenomena perselingkuhan dengan sesama keluarga menjadi lumrah. Artinya, hal itu menjadi tanda-tanda akhir zaman.
"Sungguh akhir zaman makin dekat gaes. Wal'iyadzubillah (kita berlindung kepada Allah)," pungkasnya.
![Pemain, sutradara, dan produser film Norma: Antara Menantu dan Mertua dalam konferensi pers di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (26/2/2025). [Suara.com/Tiara Rosana]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/02/26/34682-pemain-sutradara-dan-produser-film-norma-antara-menantu-dan-mertua.jpg)
Cuitan Hilmi malah membuat warganet menyerang sang sutradara. Tidak sedikit warganet yang menyalahkan Guntur Soeharjanto dan menghinanya.
"Penulis cerita film dan sutradara film Indonesia memang berjiwa selingkuh dan penggemar video porno," ujar seorang warganet.
"Sengaja merusak citra Islam melalui film, lihat posternya aja memang nggak layak ditonton seolah wanita muslim nggak akan jauh dari isu perselingkuhan," imbuh warganet lain.
Baca Juga: Poster Film La Tahzan Tuai Kontroversi, Dituding Lecehkan Islam
"Film Indonesia kayak gini nggak ada tuntunan sama sekali. Miris! Makanya malas nonton film kita. Kecuali film-film Habibi Ainun, Di Bawah Lindungan Kabah, yang benar-benar bermutu," kritik warganet lainnya.