Suara.com - Mega Vallentina, bubu Arra, TikToker cilik viral tak kuasa menahan tangis melihat banyak netizen berkomentar negatif tentang anaknya.
Namun, Mega Vallentina mengatakan komentar yang paling membuatnya sedih ketika orang menilai anaknya, Arra terlahir dari orangtua yang salah.
"Komen yang paling sedih itu kayak misalkan bilang Arra anaknya pintar, tapi sayang salah orangtua," kata Mega Vallentina, bubu Arra dilansir dari Youtube Feni Rose Official, Selasa (11/3/2025).
Mega Vallentina mengatakan ada banyak netizen yang mengirimnya pesan Instagram soal dirinya dinilai tak pantas menjadi orangtua Arra hingga salah dalam mendidik anaknya.
"Misalnya ada yang DM 'lo tuh gak pantas jadi orangtuanya Arra', 'Salah ibunya nih', terus kayak ibunya jelek, ngajarinnya gak bener atau apa ya Allah," lanjutnya.

Menurutnya, komentar netizen soal dirinya yang tak pantas menjadi bubu Arra jauh lebih menyakitkan daripada komentar negatif netizen lainnya soal anaknya.
Mega Vallentina mengatakan dirinya pasti lebih sulit menahan air matanya ketika membaca komentar soal tak pantas menjadi bubu Arra daripada komentar lainnya.
"Karena kalau komentar lain itu kayak sedih tapi gak sampai bikin nangis," ujarnya.
Apalagi, kalau komentar netizen tersebut menyebutnya sebagai ibu yang bodoh sehingga gagal mendidik Arra.
Baca Juga: Belajar dari Kasus Nikita Mirzani, Saipul Jamil: Godaan Uang Membawa Maut
"Tapi, komentar yang sudah bahas jadi ibu itu bego atau bodoh banget itu," ujarnya sambil menangis.
Bukan tanpa alasan, Mega Vallentina menangis karena teringat masa kecilnya yang kurang baik.
Karena itu, Mega Vallentina selalu berusaha untuk memberikan semuanya untuk Arra setelah menjadi seorang ibu. Sehingga, komentar negatif soal dirinya sebagai ibu jauh lebih menyakitkan daripada lainnya.
"Aku tuh kan punya background masa kecil aku kurang baik, makanya aku pengen kalau punya anak ya pengen kasih semuanya buat dia. Jadi, kalau ada omongan itu kan sedih," jelasnya.
Sayangnya, tangisan bubu Arra soal komentar negatif tersebut tak membuat netizen tersentuh dan menahan diri agar tak mengulangnya.
Mereka justru menilai Mega Vallentina jauh lebih peduli komentar negatif publik padanya daripada anaknya, Arra.
"Dia lebih sedih untuk dirinya sendiri, bukan karena anaknya," kata @callme**.
"Oh gak mau disalahin? You are the parents, its your duty. Are we supposed to blame your child?" kata @leo**.
"Dia lebih sedih komen yg tertuju buat dia bukan komen yg ngejelekin anaknya(arra)," kata @laa***.
"Nangisnya karena komen yang kena dirinya aja. Kalau yang komen tentang anaknya mah cuman sedih doang sih," kata @relys**.
Sebagai informasi, Arra, seorang anak berusia lima tahun, telah menjadi sorotan di platform media sosial, terutama TikTok, karena kecerdasannya dan kemampuan berbicaranya yang melebihi usianya. Melalui akun TikTok @bababubuarra, yang kini memiliki lebih dari 1 juta pengikut, Arra sering berbagi konten bersama kedua orang tuanya, yang akrab disapa Baba dan Bubu.
Salah satu daya tarik utama Arra adalah kemampuannya berbicara dengan lancar dan pemahamannya tentang konsep-konsep yang biasanya belum dipahami oleh anak seusianya. Hal ini tidak terlepas dari pola asuh yang diterapkan oleh orang tuanya, di mana Arra tidak diberikan gadget dan diajak berkomunikasi secara intensif. Bubu, ibunda Arra, menjelaskan bahwa mereka tidak menggunakan bahasa bayi saat berkomunikasi dengan Arra, sehingga ia dapat mencerna informasi di sekitarnya dengan baik.
Popularitas Arra semakin meningkat setelah ia berkesempatan untuk berduet dengan penyanyi indie Bernadya, membawakan lagu "Masa Sepi". Momen ini berhasil menyentuh hati banyak netizen yang terharu melihat impian Arra terwujud.
Selain itu, Arra juga tampil dalam berbagai program televisi dan podcast, di mana ia menunjukkan kemampuannya dalam berdiskusi tentang topik-topik yang kompleks, seperti inflasi.
Namun, seiring dengan popularitasnya, perhatian juga tertuju pada sikap dan perilaku Arra saat tampil di media. Psikolog klinis Lita Gading memberikan perhatian khusus pada sikap Arra yang dinilai tidak sesuai dengan usianya yang masih lima tahun. Ia menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengajarkan sikap dan etika kepada anak, mengingat anak cenderung meniru apa yang dilihatnya dari lingkungan terdekat.
Secara keseluruhan, Arra adalah contoh nyata bagaimana pola asuh dan lingkungan dapat memengaruhi perkembangan anak. Dengan bimbingan yang tepat dari orang tuanya, Arra mampu menunjukkan potensi luar biasa yang menginspirasi banyak orang.