Suara.com - Putra Mahkota Keraton Kasunanan Surakarta atau Keraton Solo, KGPA Anom Hamangkunagara Sudibya Raja Putra Narendra Ing Mataram alias Gusti Purbaya, mendadak jadi sorotan publik di media sosial.
Pengeran Solo itu kedapatan menuliskan beberapa postingan yang dimaksudkan untuk mengkritik kondisi negara dan bangsa Indonesia saat ini.
Gusti Purbaya seolah mengungkapkan penyesalan atas bergabungnya Keraton Surakarta ke negara Republik Indonesia (RI). Pasalnya, banyak oknum yang membohongi rakyat demi kepentingan pribadi.

"Nyesel gabung republik," tulisnya, dikutip dari cuitan akun @helmi_stbd pada Sabtu (1/3/2025).
Tidak hanya itu, pangeran 22 tahun itu juga menambahkan, "Percuma republik kalau cuma untuk membohongi."
Pada postingan yang lain, Gusti Purbaya mengutip cuitan jurnalis sekaligus pembuat dokumenter Dandhy Laksono soal kasus pembunuhan aktivis Munir.

"September 2004, Munir #KaburAjaDulu ke Belanda dapat beasiswa S2. Stafnya di lembaga imparsial nanya mau dipesenin tiket apa. Pilihannya KLM, SQ, Garuda," tulis Dandhy.
"Munir pilih Garuda. Alasannya: 'biar duitnya balik ke negara'. Dia mati diracun komplotan di Garuda."
Lalu, cuitan lain dari Dhandy Laksono yang dikutip oleh Gusti Purbaya berkaitan dengan kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina Patra Niaga.
Baca Juga: Piyu Minta Pencipta Lagu Dapat Kenaikan Jatah Royalti dari Penyanyi yang Akan Gelar Konser
"Bahkan saat berniat baik pakai Pertamax karena merasa tak berhak dusubsidi pun, kita tetap ditipu di negara ini," kritik Dandhy.