Muak dengan Skandal Minyak Pertamina, Putra Mahkota Solo Sampai Nyesel Gabung RI

Sabtu, 01 Maret 2025 | 15:40 WIB
Muak dengan Skandal Minyak Pertamina, Putra Mahkota Solo Sampai Nyesel Gabung RI
Gusti Purbaya dan Gibran Rakabuming Raka (Instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Putra Mahkota Keraton Kasunanan Surakarta atau Keraton Solo, KGPA Anom Hamangkunagara Sudibya Raja Putra Narendra Ing Mataram alias Gusti Purbaya, mendadak jadi sorotan publik di media sosial.

Pengeran Solo itu kedapatan menuliskan beberapa postingan yang dimaksudkan untuk mengkritik kondisi negara dan bangsa Indonesia saat ini.

Gusti Purbaya seolah mengungkapkan penyesalan atas bergabungnya Keraton Surakarta ke negara Republik Indonesia (RI). Pasalnya, banyak oknum yang membohongi rakyat demi kepentingan pribadi.

Postingan Gusti Purbaya kritik Indonesia (Instagram)
Postingan Gusti Purbaya kritik Indonesia (Instagram)

"Nyesel gabung republik," tulisnya, dikutip dari cuitan akun @helmi_stbd pada Sabtu (1/3/2025).

Baca Juga: Piyu Minta Pencipta Lagu Dapat Kenaikan Jatah Royalti dari Penyanyi yang Akan Gelar Konser

Tidak hanya itu, pangeran 22 tahun itu juga menambahkan, "Percuma republik kalau cuma untuk membohongi."

Pada postingan yang lain, Gusti Purbaya mengutip cuitan jurnalis sekaligus pembuat dokumenter Dandhy Laksono soal kasus pembunuhan aktivis Munir.

Postingan Gusti Purbaya kritik Indonesia (X)
Postingan Gusti Purbaya kritik Indonesia (X)

"September 2004, Munir #KaburAjaDulu ke Belanda dapat beasiswa S2. Stafnya di lembaga imparsial nanya mau dipesenin tiket apa. Pilihannya KLM, SQ, Garuda," tulis Dandhy.

"Munir pilih Garuda. Alasannya: 'biar duitnya balik ke negara'. Dia mati diracun komplotan di Garuda."

Lalu, cuitan lain dari Dhandy Laksono yang dikutip oleh Gusti Purbaya berkaitan dengan kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina Patra Niaga.

Baca Juga: Ucapkan Selamat Puasa, Nathalie Holscher Tiba-tiba Tutup Aurat dan Pakai Cincin Inisial S

"Bahkan saat berniat baik pakai Pertamax karena merasa tak berhak dusubsidi pun, kita tetap ditipu di negara ini," kritik Dandhy.

Sayangnya, kritikan-kritikan Gusti Purbaya justru menjadi bumerang. Pasalnya, banyak warganet yang justru menyerang dirinya sebagai bagian dari Keraton Surakarta.

"Nyesel gabung republik tapi dia menyejahterakan rakyat nggak becus. Uang dia loh hasil culturstelsel (kebijakan tanam paksa zaman Belanda). Saya bangga dengan mbah-mbah buyut saya yang meninggalkan kraton," kata seorang warganet.

"Biasa lah masih muda lagi fase rebel, padahal kalau nggak gabung republik, keluarga dia belum tentu hidup enak sampai sekarang," sindir warganet yang lain.

"Keluarga kratonnya sendiri aja masih konflik terus, bahkan masih 'diopeni' (diasuh) NKRI, sok mau jadi separatis," kata warganet lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI