Suara.com - Musisi Erdian Aji Prihartanto alias Anji Manji mengaku belum diajak bergabung oleh rekan sejawatnya ke dalam serikat penyanyi Tanah Air yang disebut VISI, akronim dari Vibrasi Suara Indonesia.
VISI serentak diperkenalkan ke publik oleh penyanyi seperti Bunga Citra Lestari atau BCL, Armand Maulana, Kunto Aji, hingga Ariel NOAH pada 14 Februari 2025 melalui unggahan di media sosial.
Sejumlah penyanyi baik yang sudah senior maupun baru dikenal beberapa tahun ini ramai mengunggah logo VISI yang berbentuk dua bintang dengan nama di bawahnya.

Anji mengatakan ada empat kemungkinan dirinya belum diajak bergabung. Padahal, selama ini ia lebih dikenal sebagai penyanyi dibanding pencipta lagu.
Baca Juga: Umar Badjideh Harap Tuah Ramadhan Bebaskan Vadel Badjideh: Dia Mau Buka Puasa Bareng
Salah satu kemungkinan yang dicurigai sebagai faktor dirinya tidak diminta bergabung adalah kurangnya kepopuleran Anji di industri musik Tanah Air.
"Kenapa tidak diajak? Ada beberapa kemungkinan: 1. Penggagas VISI tidak memiliki nomor Anji atau tidak tahu akun media sosial Anji. 2. Anji sudah bergabung di AKSI," tulisnya di unggahan Kamis (27/2/2025).
Anji menambahkan, "3. Visi Anji berbeda dengan visinya VISI. 4. Anji kurang terkenal."
Mantan vokalis band Drive ini yakin bahwa faktor nomor satu tidak mungkin terjadi dan nomor dua seharusnya tidak menjadi masalah.
"Anji sudah bergabung di AKSI. AKSI adalah asosiasi untuk pencipta lagu. VISI adalah rumah untuk penyanyi. Kalau ini alasannya, artinya VISI bertentangan dengan AKSI. Tapi saya membaca ini," jelasnya.
Baca Juga: Minta Maaf ke Azizah Salsha, Jessica Felicia Sebut Nama Rachel Vennya di Video
Anji pun menunjukkan tangkapan lauar berita berjudul "Armand Maulana Sebut Kehadiran VISI Bukan Tandingan AKSI".
"Artinya, tidak masalah jika saya ada di AKSI maupun di VISI, karena saya penyanyi juga pencipta lagu," terangnya.
Kemudian, faktor nomor tiga dirasa masuk akal. Sebab, VISI mendukung sistem penghimpunan royalti untuk pertunjukan publik secara kolektif. Sementara Anji cenderung memilih direct licensing atau pemberian royalti secara langsung ke pencipta lagu.
"Bahkan, AKSI sudah menyiapkan sebuah sistem yang disebut DDL (Digital Direct License)," tulisnya lebih lanjut.
Faktor nomor empat juga dinilai mungkin terjadi, meski definisi terkenal memiliki arti yang luas.
"Anji kurang terkenal. Alasan ini juga masuk akal, walaupun definisi terkenal itu bisa macam-macam. Bisa dari popularitas karya, jumlah follower media sosial atau apapun," pungkasnya.
Anji pun berharap VISI dan AKSI bisa saling membawa kebaikan di ekosistem industri musik Indonesia. Ia juga membuka tangannya bila para anggota VISI mengajaknya berdiskusi tentang apapun.