Kontras warna merah dan putih yang mencolok menambah ketegangan dalam adegan-adegan krusial. Banyak sekali shot-shot menakjubkan yang membuat saya beberapa kali memekik, "Wow."
Skor musik yang penuh ketegangan berhasil memperkuat nuansa misteri dalam cerita. Suara-suara seperti napas para kardinal yang ditinggikan semakin menambah intensitas dalam adegan-adegan penting.
Plot Cerita Solid dengan Menyatukan Tema-tema Besar

"Conclave" berhasil mengangkat tema-tema universal seperti iman, ambisi, dan keraguan dengan sangat baik. Film ini tidak hanya membahas soal pemilihan Paus, tetapi juga pergulatan batin setiap karakter dalam menghadapi keyakinan dan kepentingan pribadi mereka.
Ambisi dalam film ini digambarkan sebagai pedang bermata dua, bisa membawa seseorang menuju puncak, atau malah menghancurkannya.
Film ini dengan cerdas mengeksplorasi bagaimana kekuasaan dan keyakinan sering kali bertentangan, menciptakan ketegangan yang membuat penonton terus terpaku.
Isu-isu sosial yang disentuh juga beragam, mulai dari rasisme hingga terorisme. Unsur politik dalam "Conclave" sangat kuat, tapi tidak membingungkan.
Sayang, Endingnya Tidak Sesuai Harapan

"Conclave" adalah film yang nyaris sempurna. Namun, film ini sedikit tergelincir di bagian akhir.
Baca Juga: Michelle Trachtenberg Meninggal Dunia, Ini Deretan Film yang Pernah Dibintanginya
Tanpa memberikan terlalu banyak spoiler, film ini memilih untuk menambahkan satu plot twist terakhir yang terasa tidak perlu.