Suara.com - Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea baru-baru ini menjadi sorotan publik setelah memamerkan fasilitas mewah di sebuah rumah sakit di Singapura, tempatnya dirawat.
Melalui akun TikToknya, Hotman Paris mengungkapkan biaya fantastis yang harus dikeluarkan untuk menginap di kamar penthouse rumah sakit tersebut yakni mencapai Rp195 juta per malam.
"Ini sekadar tukar informasi, satu kamar penthouse di Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena Singapura, satu malam 16 ribu dolar dan tapi juga termasuk dikasih mobil limosin," kata Hotman Paris.
Baca Juga: Jelang Ramadan 2025, Hotman Paris Ingin Bangun Masjid untuk Umat Muslim
Hotman Paris pun membandingkan biaya tersebut dengan pendapatannya dalam sehari bekerja di Jakarta.
"Ini karena saya kebanyakan kerja, saya kerja itu 18 jam sehari. Sehari saya kerja di Jakarta, habis ini semalam menginap, 16 ribu Singapura dolar, satu malam," ujarnya.
Tak hanya itu, Hotman Paris juga menceritakan bahwa kamar tamu di sebelah penthouse yang ditempatinya pernah digunakan oleh seorang raja Arab.
Pengacara 64 tahun ini pun memamerkan fasilitas mewah yang tersedia di penthouse tersebut, seperti dua kamar besar, taman sendiri, dan pemandangan indah kota Singapura.
"Kenapa kamar Penthouse rumah sakit Mount Elizabeth Novina Singapore? Para dokter ahli yang ke kamar pasien dengan peralatan! Dua kamar besar! Taman sendiri, view Singapore dan service full," ucap Hotman Paris pamer.
Baca Juga: Firdaus Oiwobo Senggol Hotman Paris Lagi, Kini Minta Periksa Kejiwaan: Hati Kau Busuk!
Unggahan Hotman Paris ini pun menuai beragam komentar dari warganet. Banyak yang menyentil Kementerian Kesehatan RI dan membandingkan fasilitas rumah sakit di Indonesia dengan di Singapura.

"Rumah sakit di Indonesia dan Kementerian Kesehatan, harap memberikan komentar juga. Ini bukan sekadar konten, loh! Di dalamnya terdapat banyak kritik tajam mengenai pelayanan pasien yang sedang sakit. Saya menunggu komentar dari pihak-pihak terkait dengan pelayanan kesehatan di Indonesia. Kira-kira, ada tidak yang akan berkomentar di sini?" komentar seorang warganet.
"Mencari uangnya di Indonesia, tapi menghabiskannya di luar negeri. Kenapa begitu? Ayo, @kemenkes_ri, apa yang perlu dibenahi?" ujar warganet lainnya.
"Beda perlakuan, ya, antara rumah sakit di Indonesia dan luar negeri? Dulu, tiga tahun lalu, ibu saya menjalani paket skrining kanker di Malaysia, semuanya hanya sekitar Rp12 juta. Sementara di Indonesia, dengan jumlah itu baru bisa mendapatkan satu marker CA. Jelas rugi! Untuk apa ke spesialis di Indonesia kalau dokter-dokternya masih merasa seperti manusia setengah dewa?" sahut warganet lain.
Kontributor : Chusnul Chotimah