Suara.com - Keresahan terhadap perilaku anti kritik aparat dalam kasus band Sukatani bukan cuma diungkapkan sesama musisi saja. Pekerja seni dari bidang lain pun ikut bersuara menanggapi hal itu.
Darius Sinathrya jadi salah satu aktor yang ikut berkomentar. Kalau memang Polri enggan dikritik, suami Donna Agnesia ini menuntut bukti keseriusan mereka dalam bersih-bersih institusi dari oknum nakal.
"Kalau enggak mau dikritik, benahi institusinya, oknumnya. Bukan malah makin represif!," kata Darius Sinathrya di platform X, Jumat (21/2/2025).
![Darius Sinathrya ikut mengkritik kepolisian yang membungkam kreativitas band Sukatani. [Twitter]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/02/22/77348-darius-sinathrya.jpg)
Darius Sinathrya juga menyebut pelaku pembungkaman kritik tidak belajar dari kasus Yos Suprapto saat pameran lukisannya dibredel pada Desember 2024 lalu.
Baca Juga: Siapa Anggota Band Sukatani? Ternyata Ini Profesi Aslinya Sehari-hari
"Akhirnya malah jadi strategi S3 marketing baru, yang artinya enggak pernah belajar. Upaya pembungkaman itu sering berakhir viral!," kata Darius Sinathrya.
Cara penyelesaian konfliknya pun dianggap Darius Sinathrya masih sama seperti kasus sebelumnya. Mereka yang berwenang cuma mencari cara untuk menetralkan keadaan, tanpa ada upaya untuk meminta maaf.
"Akan selalu berakhir sama. Cari cara buat netralin situasi, bukan dengan berbenah," tutur Darius Sinathrya.
Namun, Darius Sinathrya masih optimis Polri bisa berubah. Tidak semua pengusung panji Tribrata bertindak zalim seperti yang sekarang viral.
"Masih ada orang-orang baik, termasuk yang berseragam. Walaupun masalahnya, ruang gerak mereka juga terbatas," ucap Darius Sinathrya.
Baca Juga: Mahfud MD Sebut Sukatani Tak Perlu Minta Maaf: Menciptakan Lagu Kritik adalah HAM
![Band Sukatani. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/02/21/26422-band-sukatani.jpg)
Kasus Sukatani mendapat sorotan usai band punk asal Purbalingga itu meminta maaf ke Polri buntut lagu "Bayar Bayar Bayar" yang menyinggung praktek pungli yang dilakukan polisi. Tak berhenti di situ, mereka juga memutuskan menarik lagu viral itu dari platform musik digital.
Diduga, Sukatani mendapat tekanan dari kepolisian sebelum menyampaikan permintaan maaf dan menarik karya mereka dari peredaran. Hal itu membuat masyarakat marah dan menuding polisi sebagai biang pembungkaman kritik lewat karya seni.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pribadi sebenarnya tidak mempermasalahkan kritik yang Sukatani sampaikan lewat karya mereka. Malahan menurut Listyo, keresahan semacam itu bisa jadi acuan Polri untuk berkembang jadi institusi yang lebih baik.
Buntut dari itu, anggota polisi dari bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Jateng melakukan pemeriksaan terhadap dua anggota polisi Direktorat Reserse Siber Polda Jawa Tengah yang diduga melakukan tindakan intimidasi terhadap dua personel Sukatani yakni Novi Citra Indriyati alias Twister Angel (vokal) dan Muhammad Syifa Al Lutfi alias Alectroguy (gitar).