Suara.com - Cara polisi membungkam kritik terhadap lagu "Bayar Bayar Bayar" milik band Sukatani masih menuai sorotan. Banyak sesama pekerja seni yang ikut buka suara mengomentari upaya pembungkaman itu.
Kekinian, Joko Anwar yang dikenal kritis menyikapi isu-isu sosial turut memberikan pendapatnya. Sang sutradara tegas menyebut polisi melakukan blunder.
"Mereka telah bikin salah besar," tulis Joko Anwar di X, Jumat (21/2/2025).
Alih-alih meredam kritik, masyarakat malah jadi punya media perlawanan baru terhadap praktek kezaliman penguasa lewat lagu "Bayar Bayar Bayar". Joko Anwar percaya, publik tidak akan diam membiarkan tindakan-tindakan semacam itu terjadi.
"Mereka telah membuat kita punya anthem perlawanan!," seru Joko Anwar.
Banyak yang setuju dengan pendapat Joko Anwar. Secara tidak langsung, malah polisi sendiri yang mempopulerkan lagu sarat kritik untuk instansi mereka.
"Benar banget. Gue tadinya enggak tahu lagu ini, karena video permintaan maafnya viral, akhirnya jadi tahu lagunya," kata akun @kang_ba***.
"Sukatani nge-endorse polisi. Banyak yang enggak tahu lagu mereka, sekarang jadi tahu. S3 marketing, mantap Sukatani," komentar akun @boojho***.
Ada juga yang meyakini gerakan revolusi akan terjadi di masyarakat setelah dua kali menyaksikan upaya pembungkaman terhadap kritik sejak akhir 2024 lalu.
Baca Juga: Mahfud MD Sebut Sukatani Tak Perlu Minta Maaf: Menciptakan Lagu Kritik adalah HAM
"Cepat atau lambat, revolusi akan dimulai kembali. Menunggu gerakan buruh dan rakyat. Bisa jadi, 98 akan terulang kembali," imbuh akun @DavidA***.