Suara.com - Selebgram dan influencer ternama, Fanny Kondoh menjadi sorotan publik setelah mengumumkan kehamilannya. Kehamilannya terjadi empat bulan setelah sang suami, Hajime Kondoh, meninggal dunia.
Dengan penuh haru, Fanny membagikan kabar bahagia ini di hadapan makam mendiang suaminya, seolah menandakan bahwa impian mereka untuk memiliki anak akhirnya terwujud.
Perjalanan Hidup dan Karier

Fanny Kondoh lahir di Jawa Timur dengan nama lengkap Sherly Fanny Kondoh. Dia berasal dari keturunan Jawa dan Tionghoa.
Baca Juga: Chandrika Chika Kembali Terseret Kasus Hukum, Netizen: Lagi Incar Polisi Ya Chik?
Sebelum dikenal luas sebagai influencer, Fanny memiliki latar belakang pekerjaan yang cukup beragam. Dia pernah bekerja di perusahaan Marugame Udon yang dikelola oleh suaminya, serta menjadi pekerja asuransi dan brand ambassador.
Fanny dan Hajime Kondoh menikah pada 2015. Meski terpaut usia 25 tahun, keduanya menunjukkan bahwa perbedaan usia bukanlah penghalang untuk membangun rumah tangga yang harmonis.
Sebagai bentuk cinta dan komitmennya, Hajime bahkan memutuskan untuk menjadi mualaf setelah pernikahan mereka.
Kehidupan Pernikahan dan Kehilangan Suami

Selama sembilan tahun pernikahan, Fanny dan Hajime menjalani kehidupan rumah tangga yang penuh kebahagiaan dan dukungan satu sama lain. Namun, kebahagiaan mereka terguncang ketika Hajime harus berjuang melawan kanker kandung kemih.
Baca Juga: Polres Jaksel Ungkap Sosok Selebgram Inisial CC Terseret Kasus Penganiayaan
Pada 15 Oktober 2024, Hajime menghembuskan napas terakhirnya, meninggalkan duka yang mendalam bagi Fanny.
Meskipun kehilangan suami tercinta, Fanny tidak larut dalam kesedihan. Dia menunjukkan ketangguhan luar biasa dan terus melangkah maju dalam hidupnya.
Perjuangan Mendapatkan Keturunan

Perjalanan kehamilan Fanny Kondoh bukanlah sesuatu yang mudah. Dia dan mendiang suaminya telah berjuang selama bertahun-tahun untuk memiliki keturunan.
Setelah beberapa kali gagal hamil secara alami, mereka akhirnya mencoba program bayi tabung. Sayangnya, dua kali percobaan pertama tidak membuahkan hasil.
Dokter menemukan bahwa darah Fanny terlalu kental, yang membuat embrio sulit bertahan. Setelah menjalani perawatan medis, mereka memutuskan untuk melakukan satu kali lagi transfer embrio.
Saat proses bayi tabung masih berlangsung, kondisi Hajime Kondoh semakin memburuk akibat kanker kandung kemih yang dideritanya. Sehari setelah Fanny menjalani transfer embrio, Hajime masuk rumah sakit dan seminggu kemudian dia mengembuskan napas terakhirnya.
Di tengah kesedihan yang mendalam, Fanny akhirnya mendapatkan kepastian bahwa dia benar-benar mengandung anak yang diimpikan suaminya. Kehamilan ini menjadi keajaiban sekaligus amanah terakhir dari Hajime Kondoh untuknya.
Kontributor : Chusnul Chotimah